Hukum Taurat Tetap Berlaku-Part 4 - Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Pencipta Langit Bumi

Artikel Terbaru

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 12 November 2017

Hukum Taurat Tetap Berlaku-Part 4

Hukum Taurat Tetap Berlaku-Part 4
Kali ini saya akan melanjutkan pemaparan lanjutan tentang penyebab mengapa hukum taurat itu wajib berlaku kekal sampai kepada akhir jaman. Dan menjelaskan juga pilihan sikap yang harus diambil setiap orang yang mengaku seorang kristen agar nantinya tidak menyesal diakhir jaman karena selama hidupnya bertumbuh pada dasar iman yang salah. Saya menyinggung kembali soal apa yang dimaksudkan Rasul Paulus yang tercatat dalam suratnya demikian :

Surat Roma 5
5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,

Maksud pesan dari surat Rasul Paulus ini adalah, bahwa Hukum Taurat itu ditambahkan dan wajib berlaku kekal adalah memang oleh ketentuan Tuhan. Agar Hukum Taurat itu menjadi acuan untuk mengukur kebenaran tiap-tiap diri manusia dihadapan Tuhan. Untuk membuat pihak manusia menyadari dirinya sendiri siapa selayaknya dihadapan Tuhan. Agar manusia dapat melihat segala jumlah dosanya yang tak terhitung banyaknya itu sesuai dengan jumlah pelanggaran-pelanggarannya dan ketidaksanggupannya melakukan perintah hukum Taurat itu.

Sebab semakin nyata saja semua dosa-dosa diri tiap orang karena ketidaksanggupannya melakukan segala perintah hukum Taurat tersebut. Sedangkan Tuhan hanya akan membenarkan manusia jikalau manusia itu mampu sepenuhnya melakukan segenap perintah hukum Taurat itu dengan tepat dan benar seratus persen. Sebab Tuhan tidak akan pernah mau berpura-pura untuk membenarkan manusia yang gagal total dalam menjalankan perintah hukum Taurat. Tuhan juga tetap tidak akan mau membenarkan manusia yang gagal melakukan sebahagian menjalankan dan melakukan perintah-perintah hukum Taurat. Karena Tuhan menunut perbuatan yang tepat dan sempurna dari perintah Hukum Taurat tersebut.

Kitab Ulangan 6
6:24 TUHAN, Allah kita, memerintahkan kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN, Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita hidup, seperti sekarang ini.
6:25 Dan kita akan menjadi benar, apabila kita melakukan 'segenap perintah' itu dengan setia di hadapan TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita."

Hukum Taurat itu menjadi cermin yang membuat kita menjadi sadar diri dan tahu diri dan dapat melihat dengan jelas diri kita, bahwa memang ternyata dosa kita kepada Tuhan itu sedemikian banyaknya dan tak terhitung jumlahnya. Karena Hukum Taurat itu menunjukkan dengan jelas semua bukti-bukti berlimpahnya dosa kita kepada Tuhan. Baik itu bukti dosa karena kegagalan total dalam menjalankan dan melakukan perintah Hukum Taurat, maupun karena kegagalan kita melakukan sebahagian melakukan perintah Hukum Taurat. Sebab sebelum adanya Hukum Taurat, manusia merasa dosanya cuma sedikit saja setiap saat. Karena itulah tidak perlu heran kalau banyak manusia yang menyombongkan diri dan tetap merasa menjadi manusia yang bersih sehingg berujung pada sifat angkuh rohani dihadapan Tuhan.

Dan ketika kita sudah ditelanjangi habis-habisan oleh semua paparan perintah Hukum Taurat dengan memperlihatkan bukti-bukti dosa kita yang sedemikian berlimpahnya, maka kita diminta untuk merendahkan diri dan sadar diri sepenuhnya menyerah. Bahwa kita ini memang adalah benar-benar manusia yang kurang ajar kepada Tuhan. Sebab tidak ada pilihan keselamatan lagi. Tidak mampu kita melaksanakan perintah hukum Taurat. Dosa kita semakin banyak hari demi hari karena kelalaian dan ketidaksanggupan kita melakukan kehendak Tuhan sebagaimana yang dipaparkan oleh perintah-perintah Hukum Taurat tersebut.

Sehingga ketika manusia-manusia semakin banyak yang menyadari kekotoran dirinya dihadapan Tuhan, dan manusia-manusia semakin menyerah dan merendahkan diri dan sepenuhnya hanya berpengharapan akan keselamatan didalam iman, maka semakin bertambah dan berlimpahlah belas kasih dan kasih karunia Tuhan kepada orang-orang yang menyadari kekotoran dirinya tersebut. Kasih karunia akan berlimpah kepada orang-orang yang menyadari banyaknya dosa dirnya tersebut. Itulah yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam petikan suratnya tersebut. Kasih karunia Tuhan tidak akan melimpah kepada manusia yang merasa dosanya sedikit. Sebab manusia demikian adalah manusia penipu dan manusia yang angkuh dihadapan Tuhan.

Tetapi kemudian ada banyak orang kristen yang membalikkan fakta tentang maksud surat Rasul Paulus tersebut diatas. Bahkan sekelas pendeta sekalipun, ada yang sedemikian lancangnya memelintir maksud surat Rasul Paulus tersebut demi maksud untuk membenar-benarkan pemahamannya yang salah tersebut untuk dengan ringannya pula bertujuan menyingkirkan perintah Tuhan yang ada didalam hukum Taurat tersebut.

Dimana sebagian umat kristen dan sebagian pendeta tersebut membuat suatu tuduhan jahat, kalau keberadaan perintah hukum Taurat didalam kehidupan setiap umat kristen hanya akan membuat dosa umat kristen menjadi bertambah banyak. Sehingga untuk tujuan pembenaran perbuatan jahat demikian, maka dibuatlah keputusan dari pihak manusia sendiri untuk mengalahkan kehendak Firman Tuhan dengan mengatakan'kalau perintah hukum Taurat itu sudah tidak berlaku lagi'. Pilihan untuk melakukan perbuatan jahat iman dari umat kristen yang demikian sering dinyatakan dalam kalimat berselubung dengan berkata'sekarang adalah jaman kasih karunia dan bukan jaman Taurat'.

Kalimat seperti ini tidak pernah disadari umat kristen adalah benar-benar sebuah kalimat jahat dan pilihan iman yang sangat jahat dihadapan Tuhan. Karena perbuatan iman umat kristen yang demikian sangat merendahkan dan malah secara sengaja menentang Tuhan. Sebab diatas tadi sudah saya paparkan, bahwa jaman yang ada sejak semula didalam kehidupan semua manusia adalah murni  jaman kasih karunia(Kejadian 3 : 15). Tidak pernah ada yang namanya jaman Taurat didalam kehidupan manusia. Sebab perintah hukum Taurat ditambahkan kemudian oleh Tuhan kedalam kehidupan manusia, adalah juga karena kebebalan manusia itu sendiri yang tidak mau mengimani kasih karunia Tuhan tentang keselamatan kekal yang sudah dinubuatkan-Nya(Kejadian 3 : 15).

Manusia selalu merasa benar sendiri secara terus menerus dihadapan Tuhan dengan berdasar ukuran standart hukum pemikiran masing-masing orang. Karena semakin jahatnya perbuatan semua manusia yang tidak beriman dan yang juga selalu memakai standart aturan hukum masing-masing pihak, maka Tuhan dikemudian hari menambahkan perintah hukum Taurat yang tertulis kedalam kehidupan manusia. Dalam aturan perintah hukum itulah terpaparkan standart aturan hukum yang berkenan dihati Tuhan agar standart hukum dalasm kehidupan semua manusia itu menjadi sama.

Perlu disadari dengan benar oleh setiap diri dari seorang yang mengaku seorang kristen, dan agar jangan gemar melakukan pemutarbalikan fakta kepada maksud ayat Alkitab dan maksud surat Rasul Paulus, bahwa perintah Hukum taurat ditambahkan kemudian oleh Tuhan kedalam kehidupan manusia bukanlah untuk bertujuan menambah dosa bagi setiap umat kristen, agar berlimpah kasih karunia Tuhan. Anggapan seperti itu adalah sebuah tuduhan jahat dan penghujatan kepada Tuhan dan perintah-perintah-Nya.

Perintah dalam hukum Taurat ditambahkan kedalam kehidupan manusia adalah untuk tujuan membuat setiap orang sadar diri akan banyaknya deretan bukti dosa-dosa tiap orang yang selama ini menyangka kalau dosanya cuma berjumlah sedikit saja. Jadi bukan karena perintah hukum Taurat itu yang membuat dosa tiap orang jadi bertambah banyak seperti fitnahan dan pendapat pihak manusia ebebal tersebut. Melainkan perintah Hukum Taurat itu yang menunjukkan bukti-bukti dan memeprlihatkannya dengan jelas, betapa banyak dosa tiap-tiap orang karena tiap-tiap orang dimuka bumi ini tidak ada yang pernah sanggup melakukan dengan tepat segala perintah Tuhan dalam hukum Taurat tersebut.

Sebab yang menjadi standart kebenaran untuk dapat dibenarkan oleh Tuhan dalam melakukan perbuatan menjalankan perintah hukum taurat adalah berdasar pada apa yang di inginkan Tuhan untuk dilakukan manusia didalam hidupnya. Bukan akan dibenarkan oleh Tuhan berdasarkan pada apa yang dianggap benar menurut akal budi pemikiran pihak manusia. Dan standart aturan yang benar itu sudah dinyatakan Tuhan didalam kumpulan perintah hukum Taurat. Sehingga kalau setiap orang kristen melawan dan melanggar standart kebenaran yang ada didalam kumpulan perintah hukum taurat itu, maka jelas saja setiap orang yang melanggar itu telah terbukti berdosa kepada Tuhaan. Jadi dalam hal ini jangan dilakukan pemutarbalikan maksud ayat Alkitab tersebut.

Bagaimana bisa seorang kristen yang sedemikian itu akan tahu telah pernah berdosa sedemikian banyaknya setiap hari, jikalau hukum Taurat yang menjadi cermin untuk menunjukkan dan menyatakan dirinya sudah berdosa besar kepada Tuhan, jikalau cermin hukum tersebut justru secara sengaja dibuang atau dinyatakan tidak berlaku lagi? Bagaimana setiap orang kristen yang demikian akan pernah merendahkan dirinya dihadapan Tuhan jikalu orang demikian merasa bahwa dirinya hanyalah berdosa sedikit saja kepada Tuhan?.Apakah ketika kita membuang lampu merah dipersimpangan empat sebuah jalan raya, sehingga dengan membuang lampu merah itu maka kita akan merasa aman dan merasa tidak bersalah jika kita bebas melenggang berjalan melanggar giliran orang lain untuk berjalan?. Apakah seorang kristen demikian ingin sekaligus berkata kalau dirinya adalah sama seperti orang yang berdoa demikian dibawah ini? :

Kitab Lukas 18
18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Sehingga dengan demikian semakin jelas bagi kita bagi siapapun pihak kristen yang berkata kalau hukum Taurat sudah tidak berlaku, maka itu adalah bukti perbuatan pihak manusia yang angkuh dan yang sangat sombong dihadapan Tuhan. Karena  pihak manusia yang demikian justru ingin menyatakan diri secara tidak langsung kalau dirinya sebagai manusia sangat sedikit berbuat dosa. Dan orang demikian ingin menampilkan dirinya seolah-olah adalah manusia yang berdosa tidak berat dihadapan Tuhan. Sebab mengapa, perbuatannya yang sudah secara sengaja menyatakan perintah hukum Taurat sudah tidak berlaku, adalah sebuah usaha menyembunyikan daftar banyaknya dosa dan kejahatannya dihadapan Tuhan.

Seorang kristen demikian sangat tidak ingin dosanya terpaparkan dan terkelupas dan tertelanjangi semua dihadapan Tuhan oleh karena pantulan cermin kudus yang disebuat aturan-aturan hukum Taurat tersebut. Manusia demikian adalah pihak yang tidak ingin dosanya terlihat jelas karena manusia demikian menyangka akan dapat menipu Tuhan. Sekalipun seseorang kristen demikian telah mencoba menipu Tuhan dengan berbuat seolah-olah tidak tahu akan jumlah perbuatan dosanya yang sedemikian banyak, namun tentu saja Tuhan tidak akan dapat ditipu oleh manusia sebab Tuhan akan menguji hati manusia.

Lalu jikalau pilihan sikap seorang kristen kemudian adalah bersedia tunduk dan mau mengakui bahwa hukum Taurat itu masih berlaku atas kehidupannya sampai akhir jaman, maka apakah itu artinya setiap seorang kristen yang mengaku tersebut adalah wajib melakukan segenap perintah Hukum Taurat tersebut saat ini dalam kehidupannya?.

Tentu saja ketentutan dan pernyataan Tuhan bahwa hukum Taurat wajib berlaku sampai kepada akhir bukanlah berbicara soal topik tentang masih wajibnya setiap umat kristen untuk selalu melakukan segenap-peraturan-peraturan dalam perintah hukum Taurat tersebut. Disinilah titik krusial salah pemahaman dari setiap umat kristen dan usaha penentangannya karena tidak mengerti akan maksud soal masih wajib berlakunya perintah hukum Taurat tersebut.

Sebagaimana saya singgung sudah diatas, Hukum Taurat wajib berlaku adalah sebagai cermin diri bagi setiap umat kristen untuk menyadari betapa banyaknya dosa tiap-tiap orang kristen karena dengan jelas ditunjukkan buktinya oleh aturan hukum Taurat itu. Karena apa jejeran dosanya seorang kristen sedemikian sangat banyak?. Jelas karena setiap seorang kristen tidak akan pernah ada yang mampu melakukan semua perintah hukum taurat itu. Sehingga dengan menyadari ketidaksanggupan setiap umat kristen menjalankan seluruh perintah hukum taurat itu akan membuat setiap orang kristen menjadi sadar diri, bahwa tidak ada pilihan lain jalan keselamatan bagi dirinya selain daripada bersungguh-sungguh sepenuhnya mengharapkan keselamatan kekal berdasarkan iman yang teguh kepada Yesus. Bukan dengan berdasar iman main-main dan hanya merasa berdosa sedikit saja kepada Tuhan.

Sehingga dengan seruan pengharapan yang sunguh-sungguh dari tiap-tiap orang yang sudah menyadari deretan dosanya yang banyak tersebut, maka semakin berlimpahlah kasih karunia Tuhan oleh karena belas kasihnya kepada orang-orang yang berharap aan belas kasih-Nya. Jadi karena semakin gentarnya dan semakin nyaringnya seruan orang-orang berdosa banyak dan yang merendahkan diri itulah yang dimaksudkan membuat Tuhan semakin melimpahi manusia dwengan belas kasih-Nya. Itulah maksud yang ditegaskan Rasul Paulus dalam suratnya diatas yang berkata'di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah'. Makanya Rasul Paulus juga berkata demikian :
Surat Roma  3
3:31 Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya.
Demikianlah artikel mengenai perintah Hukum Taurat yang wajib berlaku kekal ini saya uraikan sedemikian panjang. Supaya iman kekristenan itu berdiri teguh diatas bangunan iman berdasar pemahaman yang benar. Tuhan Yesus memberkati saudara yang sudah meluangkan waktu untuk memahami kebenaran ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad