Kitab Matius 5
5:1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Kalimat ayat Alkitab tentang'orang yang miskin' ini sering dieliminir maknanya didalam khotbah-khotbah kristen. Dimana kalimat'orang yang miskin' ini malah diartikan sebagai suatu keadaan'orang yang miskin' akan kebenaran Firman Tuhan. Pendefenisian kalimat ayat Alkitab diatas menjadi artinya'miskin akan'kebenaran firman Tuhan' adalah sebuah pemaknaan ayat Alkitab yang sangat salah fatal. Sebab hal itu akan bertentangan dengan kalimat sebelumnya yang berbunyi'Berbahagialah'. Karena merupakan sebuah keanehan bila menganjurkan dan membesarkan hati orang yang miskin akan kebenaran firman Tuhan untuk hidup berbahagia.
Pesan firman memang bisa ditarik pemaknaannya kepada beberapa kasus diluar kasus asli yang dimaksud ayat Alkitab. Tetapi pengertian pokok yang dimaksudkan ayat Alkitab tersebut harus tetap terlebih dahulu kita artikan dengan makna yang sebenarnya. Pendalaman maksud ayat Alkitab itu sangat penting barulah kemudian boleh membawa makna pesan firman itu kepada kasus lain. Sehingga melalui tulisan singkat ini saya ingin menyampaikan, bahwa seorang pemberita firman tidak boleh berdusta demi menjaga perasaan orang miskin manapun. Beritakanlah maksud firman Tuhan yang sebenarnya agar Tuhan senang dan tidak menganggap kita mencuri kemuliaan-Nya. Katakan dan sampaikanlah makna pesan yang sebenarnya meskipun dalam perspektif manusia, akan ada yang menilainya sebagai sebuah penyampaian yang tidak berperasaan. Firman Tuhan yang disampaikan kepada siapapun dan dalam persoalan apapun bukanlah dalam rangka untuk memikirkan perasaan manusia. Firman Tuhan disampaikan adalah dalam rangka untuk menghormati Tuhan, karena Tuhan rindu pesan-Nya tersebut didengar dan dilakukan oleh manusia.
Jadi beritakanlah kebenaran itu dengan sebenar-benarnya, dan katakanlah bahwa yang dimaksud dengan frasa'orang yang miskin' oleh ayat Alkitab tersebut memang benar-benar adalah mengenai keadaaan kemiskinan akan harta benda dari seorang manusia. Sebab sudah menjadi suatu hukum normal manusia yang berada dalam keadaaan miskin harta benda akan selalu rendah diri dan merasa menjadi manusia tak berharga disekitarnya. Karena itulah Tuhan membesarkan hati orang-orang miskin dengan mengatakan mereka agar berbahagia. Karena dengan kemiskinannya akan harta duniawi tersebut akan membebaskan orang-orang miskin harta tersebut dari banyaknya pertanggungjawaban penggunaan harta benda duniawi yang dimilikinya.
Jadi bukanlah sebuah kesialan atau sebuah nasib buruk bagi orang miskin untuk hidup dalam serba kekurangan. Melainkan kemiskinan mereka juga akan menjadi jalan mempermudah mereka untuk memiliki kerajaan surga. Karena justru kemiskinan akan harta benda yang dialami seseorang pengikut Tuhan tersebut akan mengurangi pertanggungjawaban hidupnya kelak dihadapan Tuhan. Sehingga dengan pertanggungjawaban yang tidak berat seberat pertanggungjawaban orang-orang yang kaya harta benda, maka harapannya untuk menjadi pemilik kerajaan surga jauh lebih besar dibandingkan orang kaya.
Tetapi bukanlah karena alasan berbahagialah orang yang miskin dihadapan'Allah' itu lalu kita menyarankan orang untuk memilih kondisi hidup dalam keadaan kemiskinan. Sebab kemiskinan juga adalah bagian dari hukum agar hukum kehidupan saling tolong menolong bisa berjalan. Sebab kalau semuanya manusia menjadi orang kaya dengan uang berlimpah dan harta benda yang berlimpah, maka tidak ada lagi manusia yang akan mau tolong menolong. Sebab semua orang sudah merasa memiliki segalanya. Semua orang terpaksa harus mengerjakan pekerjaannya masing-masing tanpa bisa berharap bantuan apapun dari semua orang-orang kaya yang ada disekitarnya. Sebab tidak ada lagi manusia yang akan mencari upah dalam bekerja dan mereka juga tidak akan pernah mau lagi bekerja kepada orang lain. Karena kehidupan semua orang sudah tampak lengkap dan sudah berkecukupan dalam segala hal
Jadi karena itu, keberadaan orang miskin dihadapan Tuhan adalah juga bahagian pelengkap element kehidupan dan merupakan alat hukum keadilan Tuhan agar kehidupan manusia dapat berjalan. Ketika kita sebagai pemberita firman sudah menyadari akan fakta tersebut, maka tetaplah beritakan makna sebenarnya dari frasa''orang yang miskin' dihadapan Tuhan itu adalah memang benar-benar memang maksudnya orang yang miskin harta benda. Tetapi besarkanlah hati mereka orang-orang yang miskin tersebut, bahwa mereka juga adalah organ kehidupan yang membuat roda kehidupan manusia dapat berjalan. Dan selain itu, pertanggungjawaban mereka dihadapan Tuhan juga akan jauh lebih ringan dibandingkan orang-orang yang kaya akan harta benda.
Ingat apa yang dikatakan Yesus tentang sedemikian sulitnya bagi orang-orang kaya untuk masuk kedalam kerajaan surga. Semua itu tentu tidak terlepas dari kurang mampunya sebagian orang-orang kaya pengikut Tuhan dalam mengendalikan hawa nafsu dirinya. Godaan duniawi sedemikian kuat menggoda, yang menjadi satu peluang besar bagi syaitan untuk menjerat manusia dan. Tetapi bagi orang-orang kaya yang mampu mengendalikan segala hawa nafsu duniawainya, dan selalu berpegang teguh dan merendahkan diri dihadapan Tuhan, tentu saja akan menjadi manusia saluran berkat dari Tuhan untuk banyak orang.
Kitab Markus 10Refferensi kebanaran soal miskin akan harta benda yang diminta untuk berbahagia dalam ayat Alkitab itu dapat kita temukan faktanya didalam suatu perumpamaan yang diucapkan Yesus sendiri tentang Abraham, Lazarus dan orang kaya, yang berbunyi demikian:
10:17. Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
10:18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.
10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
10:23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
10:24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
10:25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Kitab Lukas 16Jadi dalam hal ini terbukti, bahwa maksud kalimat'orang yang miskin' dihadapan Allah adalah memang benar-benar mengenai kemiskinan orang akan soal harta benda dan segala kesulitan hidup nya. Tetapi kepada mereka orang yang miskin harta benda tersebut tersebut, Tuhan akan melakukan keadilan hukumnya untuk membalaskan kebaikan dan kelimpahan kepada setiap orang yang miskin tersebut. Perhatikan petikan kalimat ucapan Abraham dalam percontohan tersebut yang berbunyi:'Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Karena itu, bagi siapapun manusia yang memang berada dalam kemiskinan harta benda, hendaklah mereka jangan berkecil hati dan merasa hidupnya tidak berharga dihadapan Tuhan dan manusia. Sebab tanpa keberadaan orang yang miskin harta benda tersebut, roda kehidupan manusia juga tidak akan berjalan normal. Karena itu mereka harus tetap berusaha berbahagia dalam pengharapannya. Sebab mereka punya harapan besar mendapat keadilan dari Tuhan oleh karena ketekunan mereka bertahan hidup didalam kemiskinannya selama berada didunia yang tua ini. Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar