Misi Paulus Yang Pertama - Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Pencipta Langit Bumi

Artikel Terbaru

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 12 November 2017

Misi Paulus Yang Pertama

Misi Paulus Yang Pertama


Yesus berkata, "dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." (Yohanes 12:32) Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya mengenai misi ke seluruh dunia ini. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20)

Kita menyebut perintah ini sebagai "Amanat Agung". Amanat Agung untuk "semua bangsa". Memang sulit bagi para pengikut-Nya untuk memulai pekerjaan ini, bahkan setelah kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke surga. Kemungkinan besar para murid Tuhan Yesus mula-mula menetap di Yerusalem, namun karena penganiayaan semakin menjadi-jadi, mereka akhirnya tercerai-berai dan tersebar ke negera-negara lain. Jadi, mereka menyebarkan Injil, namun mereka sebetulnya tidak memiliki rencana untuk melakukan hal itu. Tetapi, orang-orang Kristen ini membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengatur, merencanakan program, dan memimpin mereka di dalam suatu misi kepada bangsa-bangsa lain. Pemimpin ini adalah Paulus. Kira-kira, sepuluh tahun setelah pertobatannya, ia telah mempersiapkan dirinya dan bersiap-siap untuk memimpin misi gereja yang nyata ini.

1. Gereja Di Antiokia

Antiokia, dengan jumlah penduduk lebih dari setengah juta jiwa, pada waktu itu adalah salah satu kota terbesar di wilayah kekaisaran Romawi. Para pembawa berita Firman pertama yang tiba di Antiokia dari Yerusalem telah merencanakan untuk melayani orang-orang Yahudi di kota itu. Tetapi, para pelayan Tuhan lainnya yang berasal dari Siprus dan Kirene telah mulai pekerjaan mereka di tengah-tengah orang Yunani. Ini merupakan usaha nyata yang pertama kali dilakukan untuk bangsa-bangsa lain. Sejak awal, jemaat mula-mula telah sangat kuat.

"Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan." (Kisah Para Rasul 11:21) Jemaat mula-mula yang terdiri dari banyak suku bangsa dan yang menyembah Allah ini bersama-sama menjadi salah satu jemaat yang terkuat waktu itu. Inilah pelajaran untuk kita hari ini. Jikalah kita dapat membuang jauh-jauh semua prasangka buruk dan perbedaan-perbedaan antara kita dengan suku dan bangsa lain, dan dengan sungguh-sungguh menyembah Tuhan kita dalam roh kebenaran, maka tidaklah mustahil jemaat gereja kita dapat memiliki kuasa yang sama dengan gereja jemaat mula-mula ini.

Di bawah kepemimpinan Barnabas, para jemaat mampu bertumbuh dengan begitu pesatnya sehingga ia membutuhkan banyak bantuan. Ketika Paulus diminta datang dari Tarsus untuk membantu pekerjaan itu, jemaat menjadi makin lebih kuat lagi karena Paulus memiliki karunia untuk mengajar jemaat. Kemudian, para jemaat mulai memberikan perhatian kepada orang-orang yang bukan Yahudi yang ada di negara- negara lain. Para jemaat menyadari bahwa menyebarkan Injil kepada bangsa-bangsa lain adalah kewajiban mereka. Jemaat yang kuat ini memperoleh penghargaan dalam pelayanan mereka sebagai pusat penyebaran Injil kepada orang-orang yang bukan Yahudi. Di Antiokialah murid-murid ini pertama kali disebut Kristen.


2. Pekerjaan Roh Kudus

"Pada waktu itu di jemaat Antiokia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Paulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Paulus berangat ke Seleukia dan dari situ mereka berlayar ke Siprus." (Kisah Para Rasul 13:1-4) Kita tahu ketika para pemimpin sedang berdoa dan berpuasa, Roh Kudus berbicara kepada mereka dan berkata, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiku untuk tugas yang telah ditentukan bagi mereka." Alkitab selanjutnya menceritakan kepada kita bahwa mereka menumpangkan tangan dan mengutus kedua orang itu pergi untuk melakukan tugas mereka. Jemaat di Antiokia merasa sangat kehilangan dengan perginya kedua pemimpin yang kuat ini, namun mereka menyadari bahwa ini adalah suatu kesempatan yang besar untuk dapat saling membagikan pekerjaan pengabaran Injil ke seluruh dunia.

3. Perjalanan Misi Yang Pertama

Bacalah Kisah Para Rasul 13:4-13. Barnabas, Paulus, dan Yohanes Markus, seorang muda dari Yerusalem, memulai pekerjaan mereka. Barnabas, yang tertua, dianggap sebagai pemimpin. Paulus dan Barnabas merupakan sahabat baik dan keduanya saling menghargai. Yohanes Markus ikut untuk membantu mereka. Dia adalah anak dari Maria, seorang Kristen yang taat dan aktif di Yerusalem. Dia juga sepupu Barnabas.

Mereka berlayar ke Seleukia dan berjalan sepanjang 110 kilometer ke Salamis, di pantai timur Siprus. Siprus adalah rumah lama Barnabas. Para penginjil ini mengunjungi tempat-tempat penting di pulau Siprus sampai akhirnya mereka tiba di Pafos. Di Pafos mereka bertemu dua orang terkemuka, yaitu seorang tukang sihir yang bernama Elimus Baryesus dan Sergius Paulus yang menjadi gubernur pulau itu. Sergius Paulus memanggil Barnabas dan Paulus sebab ia ingin mendengar Firman Tuhan. Ketika para penginjil itu berusaha memenangkan Sergius Paulus bagi Kristus, Elimus berusaha menghalang-halangi mereka. Akhirnya, Paulus menantang "anak iblis" ini dan membuat mata orang itu buta untuk beberapa saat. Melihat apa yang terjadi, Sergius Paulus merasa sangat takjub dan percaya ajaran Tuhan.

Mulai saat inilah Lukas menyebut para pengabar Injil ini sebagai "Paulus dan kawan-kawannya atau Paulus dan Barnabas".

4. Ke Asia Kecil

Paulus dan kawan-kawannya sekarang meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Di sana Yohanes Markus meninggalkan kelompok ini dan kembali ke rumahnya di Yerusalem.

Paulus dan Barnabas meneruskan perjalanannya ke Antiokia (di Pisidia). Di Antiokia Paulus pergi ke rumah ibadah dan memberitakan Firman Tuhan di sana. Pemberitaan itu membuat orang-orang di sana takjub dan mereka memintanya berkhotbah lagi. Bacalah Firman Tuhan yang diberitakan Paulus di dalam Kisah Para Rasul 13:14-42.

Pada hari Sabat berikutnya, Paulus berkhotbah lagi dan hampir seluruh kota itu berkumpul bersama-sama untuk mendengar Firman Tuhan. Hal ini membuat jengkel orang-orang Yahudi di sana. Mereka merasa iri dan mulai membantah apa yang dikatakan Paulus. Namun, Paulus berkata bahwa kepada merekalah Firman Tuhan pertama kali diberitakan. Namun karena mereka menolaknya, Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan Firman Tuhan dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu, Firman Tuhan tersiar di seluruh daerah itu. Kisah Para Rasul 13:48-49. Injil Allah mulai masuk di hati bangsa- bangsa lain.

Namun sebaliknya, orang Yahudi berbalik melawan Paulus dan Barnabas dan mengusir mereka dari kota.

Kira-kira, 120 kilometer di sebelah tenggara Antiokia terdapat sebuah kota yang bernama Ikonium. Paulus dan Barnabas langsung pergi ke tempat ibadah memberitakan Firman Tuhan di sana. Banyak orang menjadi percaya dan menerima Kristus. Namun, ada juga musuh- musuh di sana. Para Rasul memperlihatkan banyak tanda-tanda dan mujizat dan tinggal lama di sana untuk memberitakan Firman Tuhan. Akhirnya, musuh-musuh itu membentuk suatu kelompok massa dan mengancam untuk membunuh para pengabar Injil ini. Akibatnya, Paulus dan Barnabas terpaksa harus menyingkir dari kota itu.

5. Paulus Di Listra

Paulus dan Barnabas terusir dari Ikonium. Kota tujuan Paulus berikutnya adalah Listra. Di kota ini diperkirakan ada beberapa keluarga Yahudi, setidak-tidaknya ada satu keluarga Yahudi yang tinggal di sana. Ada seorang janda bernama Eunike. Dia memiliki seorang anak bernama Timotius. Suami Eunike bukanlah Yahudi dan Timotius belum pernah disunat. (Sunat adalah keharusan bagi setiap orang yang ingin masuk ke dalam agama Yahudi.) Lois, ibu Eunike, juga tinggal di rumah itu. Paulus dan Barnabas memenangkan keluarga ini bagi Kristus.

Bacalah Kisah Para Rasul 14:8-20. Di Listra ada seorang lumpuh yang mendengarkan Paulus berkhotbah. Dia lumpuh sejak lahir. Dia hanya bisa duduk di pinggir jalan di Listra. Mungkin saja, ia seorang pengemis yang dikenal oleh banyak orang di sana. Paulus melihat bahwa orang ini beriman dan dapat disembuhkan. Lalu, kata Paulus kepada orang itu dengan suara nyaring. "Berdirilah tegak di atas kakimu." Segeralah orang itu berdiri dan berjalan. Ketika orang- orang bukan Yahudi melihat kejadian itu, mereka menyangka Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dan menjelma sebagai manusia. Mereka memanggil Paulus dan Barnabas dengan sebutan Zeus dan Hermes (nama dari dua dewa Yunani).

Orang-orang itu mulai mempersiapkan perayaan yang besar untuk menghormati mereka. Dengan segera Paulus dan Barnabas memberitahukan bahwa mereka bukanlah dewa, dan menjelaskan bahwa mereka hanyalah manusia biasa. Mereka juga menjelaskan bahwa mereka datang ke kota itu untuk memberitakan Firman Tuhan. "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut, dan segala isinya. Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur kepada kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." (Kisah Para Rasul 14:15-17)

Kemudian, datanglah satu kelompok orang-orang Yahudi yang memimpin suatu massa yang melempari Paulus dengan batu lalu meninggalkannya sebab mereka menyangka dia telah mati. Lalu, teman-teman Paulus menemukan dia dalam keadaan hidup dan menolongnya untuk melarikan diri. Kemudian, ia dan Barnabas pergi ke Derbe. Sekarang, tiba saatnya untuk menyelesaikan pelayanan misi mereka yang pertama dan memulai perjalanan mereka pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang mereka mengunjungi Listra, Ikonium, Antiokia, dan Perga. Paulus dan Barnabas ingin menolong orang-orang itu dalam pekerjaan mereka dan mengumpulkan mereka dalam berbagai jemaat gereja. Paulus dan Barnabas juga ingin menolong mereka memilih penatua yang dapat bertanggung jawab untuk jemaat-jemaat ini. Mereka mendirikan jemaat gereja di setiap kota dan menetapkan seorang pemimpin sebagai gembala dan guru. Jemaat-jemaat dari bangsa-bangsa lain sekarang sudah berdiri di Asia ini.

6. Kembali Ke Antiokia

Ketika mereka akhirnya tiba di Antiokia, para penginjil itu mengumpulkan para jemaat dan menceritakan semua hal yang telah Tuhan lakukan kepada mereka, dan bahwa Tuhan telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk beriman. Sungguh merupakan kisah yang luar biasa karena mendengarkan pelayanan mereka selama dua tahun di antara bangsa-bangsa lain. Para jemaat yang mendengarkan merasa puas sekali atas laporan para rasul itu. Pekerjaan di antara orang Yunani telah dimulai dengan cara yang luar biasa dan Tuhan telah memberkatinya. Pekerjaan penginjilan Paulus bukan lagi menjadi sebuah angan-angan, tetapi merupakan suatu kenyataan yang mulia. Bangsa-bangsa lain telah mengetahui kasih Kristus dan mereka tidak akan melupakan-Nya. Salah satu dari perubahan terbesar di dalam sejarah manusia telah terjadi. Banyak orang Yahudi dan Yunani kini menjadi bagian dari tubuh Kristus. "Sebab kamu semua adalah anak- anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu didalam Kristus Yesus." (Galatia 3:26-28)

7. Paulus Sebagai Seorang Misionaris

Kita sekarang sudah mengetahui berbagai pengalaman yang dialami Paulus selama perjalanan misinya yang pertama. Kita mendapat kesempatan untuk melihat pekerjaan Paulus dalam misinya yang luar biasa. Pekerjaan Paulus dan Barnabas setidak-tidaknya memiliki empat fungsi:

a. Mereka adalah penginjil. Mereka memberitakan Firman Tuhan kepada orang banyak. Pesan-pesan yang mereka sampaikan begitu mengena dan telah memenangkan banyak jiwa bagi Kristus.
b. Mereka melayani sebagai guru. Banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dalam pertemuan umum. Paulus dan Barnabas tentunya harus meluangkan banyak waktu, siang dan malam, mengajar secara pribadi ataupun kelompok.
c. Mereka adalah konselor (penasihat). Pekerjaan mereka menuntut banyak bimbingan kepada orang Kristen baik secara pribadi maupun kelompok. Mereka melayani sebagai gembala kepada orang-orang yang membutuhkan pelayanan ini.
d. Mereka juga bertindak sebagai penuntun (pembimbing) pada masalah organisasi jemaat. Paulus memang baru dalam hal ini, tetapi metode-metodenya begitu berhasil baik sehingga sampai sekarang pun kita masih menggunakannya sebagai pedoman untuk gereja-gereja kita. Tuhan telah memberkati Paulus secara luar biasa selama perjalanannya yang pertama. Bahkan kemenangan-kemenangan yang lebih besar sudah siap menunggu dalam perjalanannya yang selanjutnya.

8. Masalah Dalam Gereja

Bacalah Kisah Para Rasul 15:1-35. Sementara para penginjil ini sedang beristirahat dan bersekutu di Antiokia, mereka menerima kabar tentang adanya satu masalah besar, yang mengancam kehidupan jemaat itu sendiri. Pertanyaannya adalah dapatkah seorang bukan Yahudi menjadi seorang Kristen? Kita tahu bahwa Filipus dan Petrus bersaksi dan memberitakan Injil di antara orang Samaria dan banyak bertobat di sana. Petrus secara terang-terangan mempertahankan pekerjaan dan pelayannya untuk memenangkan Kornelius dan orang- orang Yunani lainnya di Kaisarea. Baca peristiwa ini dalam Kisah Para Rasal 10 dan pengalaman Petrus di Kisah Para Rasul 11:18. Para jemaat sebenarnya sudah menyetujui orang-orang Kristen Yunani di jemaat Antiokia di Siria. Tetapi sementara Paulus dan Barnabas meninggalkan mereka, orang-orang ini mulai mempertanyakan apakah orang-orang bukan Yahudi dapat dibenarkan menjadi Kristen. Beberapa orang dari jemaat di Yerusalem datang ke Antiokia untuk membahas masalah ini. Orang-orang ini dulunya adalah orang-orang Farisi dan mereka tetap berkeyakinan bahwa orang bukan Yahudi tidak dapat menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu disunat. Dengan kata lain, orang itu harus menjadi orang Yahudi dulu. Ada banyak masalah di Antiokia yang timbul karena ajaran yang salah ini.

Ketika Paulus mendengar hal ini, dengan segera ia melihat bahaya yang benar-benar mengancam jemaat. Masalah ini bisa memecah belah para jemaat, juga bisa menghambat pertumbuhan kekristenan itu sendiri. Paulus langsung mengambil sikap yang tegas atas masalah ini. Paulus mengatakan bahwa sunat tidak diperlukan supaya mereka dapat memperoleh keselamatan.

Kemudian diputuskan untuk membawa masalah ini ke Yerusalem bukan untuk menerima persetujuan dari jemaat di sana, sebab jemaat di sana sama sekali tidak memiliki kuasa atas jemaat lainnya - namun karena orang-orang dari Yerusalemlah yang pertama kali mempertanyakan hal ini di jemaat di Antiokhia. Paulus juga ingin supaya pemimpin-pemimpin di Yerusalem mengambil keputusan yang positif akan hal ini, sehingga semua jemaat dapat terlepas dari masalah tersebut.

Di Yerusalem, para pemimpin jemaat dipanggil bersama untuk pertemuan pribadi. Dalam pertemuan itu Petrus menceritakan kesaksiannya tentang seorang yang bukan Yahudi, yakni Kornelius. Paulus dan Barnabas juga membagikan berkat-berkat yang telah mereka terima pada saat mereka bersaksi kepada bangsa-bangsa lain. Keputusan akhir yang mereka ambil memberikan kemenangan yang melimpah bagi Paulus. Mereka memutuskan untuk mengirim sepucuk surat kepada seluruh jemaat dan menyatakan bahwa sunat dan upacara penerimaan secara Yahudi tidak dibutuhkan bagi orang yang bukan Yahudi yang ingin menjadi orang Kristen. Apa yang penting bagi bangsa-bangsa lain untuk bisa selamat? Petrus mengatakan dengan begitu indahnya di dalam Kisah Para Rasul 15:11, "Kita percaya bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad