Setelah sebelumnya saya menegaskan pesan Tuhan dalam ayat-ayat Alkitab bahwa hukum Taurat wajib berlaku kekal sebelum lenyap langit dan bumi, maka saya akan melanjutkan tulisan tersebut dengan menguraikan dasar-dasar kewajiban berlakukanya perintah hukum Taurat tersebut.
Masih banyak orang yang tidak mengerti penjelasan surat-surat Rasul Paulus dalam tiga surat yaitu kepada jemaat kristen Roma Efesus dan Galatia yang sesungguhnya adalah penjelasan yang bersifat kasus perkasus tentang’Hukum Taurat’. Karena kasus permasalahannya berbeda yang dihadapi para jemaat kristen dikota Roma dan kota Efesus dan Galatia tersebut, maka pembaca Alkitab tidak boleh serta merta menyamakan maksud penjelasan Rasul Paulus mengenai Hukum Taurat kepada jemaat kristen di Roma adalah sama persis maksud penjelasannya kepada jemaat kristen di Efesus dan di Galatia.
Kita dapat memahami maksud perbedaan penjelasan surat Rasul Paulus kepada jemaat kristen di Roma-Efesus-Galatia bila kita sudah memahami semua kronologis dan maksud ayat Alkitab yang terdapat dalam injil yaitu kitab Nubuat atau kitab perjanjian lama. Sebab tanpa memahami alur peristiwa yang tertulis dalam kitab injil atau kitab perjanjian lama tersebut, maka kita akan mustahil pula mampu memahami apa yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam surat-suratnya. Sebab Alkitab yang digunakan oleh Rasul Paulus dalam pengajarannya juga adalah Kitab Nubuat atau kitab perjanjian lama atau kitab para Nabi. Rasul Paulus tidak pernah berbicara dan menuliskan surat-surat penggembalaannya berdasarkan kitab Sinoptik Matius Markus Lukas Yohannes. Sebab Rasul Paulus sudah terlebih dahulu ada menjadi Rasul jauh sebelum adanya kitab sinoptik Matius Markus Lukas Yohanes.
Tetapi mengenai maksud penjelasan-surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat Roma Efesus dan Galatia ini akan saya bahas dilain waktu yang berbeda, supaya jangan terlalu banyak topik yang tersaji dalam soal bahasan topik tentang perintah hukum Taurat wajib berlaku sampai kekal.
Kembali ke puncak persoalan, mengapa hukum Taurat wajib berlaku kekal?-Apakah memang Tuhan sendiri yang berkehendak sejak dari awal untuk membuat hukum tertulis itu wajib berlaku didalam kehidupan setiap manusia dan agar hukum itu wajib dilakukan setiap manusia?.--Silahkan tiap-tiap orang mulai memahami dasar mengapa kemudian perintah hukum taurat itu dibuat bagi manusia yang keinginan hatinya sudah selalu mengarah kepada perbuatan yang jahat.
Kitab Yehezkiel 20
20:10. Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan menuntun mereka ke padang gurun.
20:11 Di sana Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup.
20:12 Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka.
20:19 Akulah TUHAN, Allahmu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-Ku dengan setia,
20:20 kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan di antara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.
Perlu kita memahami kehendak surgawi, bahwa sejak dari semula rencana Tuhan adalah memang kasih karunia semata kepada manusia ciptaannya. Tidak ada niatan Tuhan untuk serba mengatur hidup manusia dalam perbuatannya dengan memberikan aturan-aturan tertulis yaitu perintah Hukum Taurat. Sebab manusia memang diciptakan dengan memiliki kehendak bebas untuk memilih. Tidak ada peraturan-peraturan khusus dari Tuhan yang tersurat yang dibebankan dan wajib dilakukan oleh Adam Hawa dalam kehidupannya ditaman Tuhan terkecuali satu perintah yaitu, jangan sampai manusia itu menuruti bujukan syaitan dengan bersedia memakan buah pengetahuan. Hanya itu larangan Tuhan kepada manusia pertama. Dan konsekwensi akan pelanggaran kepada perintah-Nya itu pun sudah diberitahukan pula kepada manusia tersebut.
Kemudian kita perlu bertanya, mengapa Tuhan sedemikian wanti-wantinya mengingatkan kepada manusia pertama agar jangan sampai manusia memakan buah pengetahuan itu?. Sebenarnya Tuhan menjadikan kebebasan bagi manusia itu didalam proyeksi/rencana penciptaannya dibumi itu adalah dalam tujuan untuk menguji kesungguhan manusia itu. Apakah manusia itu mau mensyukuri kelimpahan dan kuasa besar yang sudah diterimanya dari Tuhan atau tidak. Sebab kuasa menaklukkan bumi alias berkuasa memindahkan gunung(yang justru merupakan benda ciptakan Tuhan) adalah suatu kuasa yang sudah luar biasa besarnya diberikan Tuhan kepada manusia yang nilai sesungguhnya hanyalah seonggok tanah tak berguna.
Pemberian kuasa yang besar kepada manusia itu dilakukan kembali oleh Tuhan kepada makhluk ciptaannya yang lain selain Malaikat, yaitu manusia, adalah karena sakit hati-Nya kepada para malaikat-Nya yang lain yang tidak taat dan tidak setia dan yang juga sudah memberontak kepada-Nya sebelum adanya manusia diciptakan. Karena sebelumnya Tuhan juga sudah memberikan kuasa yang besar kepada para malaikat-Nya tersebut. Namun mereka para Malaikat itu kemudian memberontak dan menolak membatasi penggunaan kuasa dirinya dihadapan Tuhan. Perlu kita ingat, bahwa para malaikat-Nya dianggap juga sebagai anak-anak Tuhan.
Kitab Ayub 1
1:6. Pada suatu hari datanglah ‘anak-anak Allah’ menghadap TUHAN dan di ‘antara mereka=anak-anak’ datanglah juga Iblis=pendurhaka=pemberontak=penghalang.
1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis9pendurhaka0: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis(pendurhaka)kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.".
Jadi adalah benar adanya, bahwa Tuhan memang tidak pernah merancang untuk menurunkan perintah hukum Taurat apapun kepada manusia jikalau bukan manusia itu sendiri yang secara tidak langsung meminta dibuatnya atauran hukum tersebut, yaitu melalui perbuatan pelanggarannya akan hukum Tuhan yang berbunyi’Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati’.
Kitab Yehezkiel 28
28:13 Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga: yaspis merah, krisolit dan yaspis hijau, permata pirus, krisopras dan nefrit, lazurit, batu darah dan malakit. Tempat tatahannya diperbuat dari emas dan disediakan pada hari penciptaanmu.
28:14 Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya.
28:15 Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.
Membandingkan kasih karunia berlimpah yang tak terbatas dari Tuhan kepada manusia yang dimuliakan-Nya sendiri dari antara para makhluk ciptaan-Nya yang lain, manusia diciptakan benar-benar seturut gambar diri dan menurut rupa Tuhan. ((Bukan Tuhan yang menuruti gambar atau menyerupai rupa diri manusia, melainkan manusialah yang yang dibuat menyerupai rupa diri Tuhan). Manusia diberi kuasa untuk memindahkan gunung (Matius 17 : 20) dan berkuasa atas segala ciptaan Tuhan yang lain (Kejadian 1 : 28)), tentu amat sangat tidak sebanding jumlahnya dengan hanya satu perintah larangan dari Tuhan agar manusia jangan mendengar bujukan syaitan yaitu agar jangan sampai memakan buah pengetahuan’.
Jadi bukan soal karena manusia sudah terlanjur memakan buah pengetahuan itu yang menyebabkan manusia wajib mati. Melainkan karena manusia 'bersedia percaya' kepada bujukan syaitan. Itulah penyebab manusia menjadi wajib mati. Karena sesungguhnya proyeksi penciptaan manusia dan kehidupannya ditaman eden adalah untuk hidup kekal selamanya tanpa pernah mati jasmani.
Perlu kita memahami lagi konteks kehendak surgawi setelah manusia terjatuh kedalam dosa. Bahwa yang terhitung sebagai jiwa manusia dihadapan Tuhan adalah semua manusia yang pernah terlahir ke bumi siapapun itu orangnya. Baik dia merupakan orang jahat maupun orang yang baik dalam kehidupannya.Tuhan tidak hanya menghitung jiwa manusia sebatas hanya orang-orang yang tercatat namanya didalam Alkitab seperti Adam Hawa Kain Habel Enos Henokh Nuh Abraham dan lain-lain. Semua jiwa manusia yang terlahir sebagai keturunan Adam Hawa, terhitung sebagai jiwa-jiwa yang berharga dan tak pernah luput dari hitungan jiwa manusia dihadapan Tuhan.
Kitab Yehezkiel 18
18:4 Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.
Dengan dasar hukum Tuhan, bahwa semua manusia itu adalah jiwa yang berharga dimnata Tuhan, maka segala prilaku manusia pun adalah juga penyebab adanya keputusan Tuhan dalam membuat aturan hidup bagi manusia yang sudah jatuh kedalam dosa. Artinya, Hukum Taurat kemudian diberikan oleh Tuhan bukanlah karena adanya rencana Tuhan dari sejak semula. Melainkan hukum Taurat ditambahkan adalah dalam rangka untuk menyikapi prilaku manusia dibumi yang samakin bebal dan jahat dan selalu merasa benar sendiri atau tidak pernah merasa bersalah melakukan kekejian-kekjian yang menjijikkan dan sangat betentangan dengan kehendak Tuhan didalam hidup manusia.
Sekalipun manusia sudah jatuh kedalam dosa, Tuhan tidak serta merta menghakimi manusia dengan kemurkaan-Nya yang bernyala-nyala dan membinasakan manusia yang menghina kemuliaan-Nya dan menghujat-Nya. Karena Tuhan juga tahu manusia ciptaan-Nya itu hanya tertipu oleh syaitan yang adalah memang musuh Tuhan sejak sebelum ada manusia diciptakan. Karena berdasar atas ketertipuan manusia oleh sosok syaitan itulah, maka Tuhan tetap menunjukkan ‘kasih Karunia’ dan keadilan kepada manusia dengan berusaha membela manusia yang masih mau percaya atau mau hidup berdasarkan iman, bahwa manusia yang sudah wajib mati itu kelak akan kembali diselamatkan Tuhan, sekalipun dalam putusan hukum Tuhan tersebut, sesungguhnya semua manusia sudah pasti wajib mati didalam neraka kekal. Makanya Tuhan mengucapkan janji kasih karunia-Nya itu dengan berkata :
Kitab kejadian 3
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Kitab kejadian 3
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Janji kasih karunia ini diminta Tuhan untuk dipercayai manusia, dan manusia diminta untuk berhenti berbuat jahat dan menentang Tuhan. Karena sebelumnya manusia sendiri sudah membuktikan keputusan tetap dari Tuhan untuk menghukum mati manusia yang tidak berubah dan yang tetap akan membinasakan manusia yang tidak percaya kepada ucapan-Nya di taman eden.
Namun keturunan manusia itu lagi-lagi malah semakin menujukkan kejahatan hatinya dihadapan Tuhan. Manusia bukannya percaya kepada janji Tuhan akan adanya anugerah keselamatan kekal. Dan malahan manusia lebih banyak percaya tidak adanya Tuhan dan tidak ada soal kehidupan kekal. Manusia lebih percaya kepada dirinya sendiri dengan membuat aturan sendiri kalau tiap-tiap diri manusia tidak pernah bersalah dan berdosa kepada Tuhan karena bagi mereka keturunan manusia yang hidup dibumi adalah karena melalui evolusi dari binatang atau tercipta sendiri. Mereka berfikir sendiri dengan aliaran-aliran ajaran berhala yang sering dilambangkan dengan memjua lambang vagina yang mereka anggap sebagai sumber awal kehidupan keberadaan manusia. Atau keturunan manusia itu sebahagian berpikir pula kalau keberadaannya dibumi ini hanyalah sebatas sebuah kebetulan atau sebatas keberadaan dari proses alam semata. Sedangkan keberadaan Tuhan sama sekali tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka.
Jadi semua manusia itu menjadi liar dan merasa punya standart aturan hidup buatan masing-masing Tiap-tiap kelompok orang menyatakan dirinya benar dan tidak perlu merasa berdosa kepada Tuhan karena mereka menganggap, tidak ada Tuhan. Dan kalaupun ada yang percaya kepada Tuhan maka mereka berjuang sendiri dalam standartnya pula untuk merasa dapat benar dihadapan Tuhan. Padahal jauh sebelum manusia itu berketurunan banyak dimuka muka bumi, justru Tuhan sendiri yang sudah memberikan janji anugerah keselamatan kekal kepada manusia yang sudah jatuh kedalam dosa itu. Artinya keturunan manusia itu kemudian semuanya menjadi kacau balau karena tidak ada hukum dan tidak ada aturan sehingga iman keturunan manusia itupun memang tidak ada karena tidak percaya akan adanya Tuhan yang menciptakan manusia.
Oleh karena kekacaubalauan kehidupan keturunan manusia yang sudah jatuh kedalam dosa itu, dan oleh karena ketidakpercayaan manusia kepada akibat dari perintah Tuhan yang dilanggar manusia ditaman Eden (kejadian 2 : 17), dan juga oleh ketidakpercayaan keturunan manusia kepada janji keselamatan kekal dari pada-Nya (kejadian 3 : 15 ), dan oleh karena keturunan manusia kemudian juga selalu selalu merasa benar sendiri menurut ukuran pemandangannya masing-masing, maka merespon kekacauan kehidupan keturunan manusia dan kedegilan hati manusia itu maka Tuhan kemudian terpaksa menurunkan Hukum Taurat. Jadi sejak semula adalah memang murni jaman anugerah dan jaman kasih karunia sampai selamanya yang berdasar pada iman manusia yang meresponnya. Bukan berdasar pada aturan hukum Taurat yang tertulis. Sehingga menjadi sebuah kebodohan fatal yang tidak mengerti Alkitab yang mengatakan demikian : ”Sekarang sudah jaman kasih karunia, bukan jaman Taurat lagi”.
Kalaimat –kalimat ucapan bodoh demikian adalah bukti ucapan orang-orang yang sama sekali tidak mengerti Alkitab. Karena memang tidak pernah ada yang namanya jaman Taurat. Karena yang ada sejak semula adalah jaman kasih karunia. Jadi ucapan-ucapan kalimat konyol seperti itu hanya untuk tujuan memegahkan diri dan malah mencoba menghina Tuhan dengan maksud meniadakan aturan Hukum Taurat dalam hidupnya?.
Untuk apa kalimat-kalimat konyol demikian perlu diucapkan, kalau toh maknanya sama sekali tidak ada?. Kalau memang tidak pernah ada jaman Taurat kenapa hukum Taurat itu ada?. Kan pasti demikian pertanyaan yang muncul dalam benak kita yang belum memahaminya?. Karena itulah saya menjelaskan sejak dari semula soal berharganya semua jiwa manusia dihadapan Tuhan.
Kitab kejadian 6
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
6:8. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.
Kitab Kejadian 8
8:21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
Jadi hukum Taurat diturunkan dikemudian hari kepada manusia sebagai aturan standart hidup bagi semua manusia dihadapan Tuhan, justru karena tidak adanya iman manusia kepada janji keselamatan kekal dari Tuhan yang sudah disumpahkan Tuhan sendiri kepada manusia (Kejadian 3 : 15). Jadi sejak semula adalah memang jaman kasih karunia soal keselamatan kekal dari Tuhan yang akan berlaku bagi manusia itu sendiri berdasarkan imannya kepada janji Tuhan.
Karena itulah Rasul Paulus berkata dalam penjelasan suratnya demikian : Hukum Taurat ditambahkan kemudian, supaya ada cermin atau ukuran parameter kebenaran dari prilaku manusia, untuk melihat sampai dimanakah sebenarnya kebenaran manusia itu bisa layak ada dihadapan Tuhan. Sebab mereka semua keturunan manusia sesudah manusia jatuh kedalam dosa, lagi-lagi tetap berlaku bebal dan sama sekali tetap ‘tidak mau beriman’ kepada janji keselamatan yang kekal dari Tuhan dengan didasarkan pada imannya masing-masing orang (Kejadian 3 ; 15).
Surat Roma 5
5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
Bersambung ke Hukum Taurat Tetap Berlaku Part 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar