Memahami Maksud Firman Dan Bukan Menghafalnya - Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Pencipta Langit Bumi

Artikel Terbaru

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 02 Desember 2017

Memahami Maksud Firman Dan Bukan Menghafalnya

Memahami Maksud Firman Dan Bukan Menghafalnya


Segala sesuatu yang terpenting dalam kehidupan manusia manapun adalah berjuang memahami atau mengerti suatu maksud. Bukan berpedoman pada penghafalan sesuatu tapi tidak mengerti suatu maksud yang dihafalkan. Setiap"Kata" atau setiap "Frasa" sudah pasti punya maksud dan arti dan juga punya tujuan pemakaiannya bermaksud membicarakan soal apa. Tidak ada"Suatu Kata" atau "Suatu Frasa" yang tidak punya suatu makna dan tidak punya tujuan bermaksud membicarakan soal apa. Karena itulah, perlu sekali menggali dan memahami dan mengerti maksud "Suatu Kata" dan pemakaian"Suatu Kata" tersebut sedang membicarakan soal apa.

Suara seekor kambing saja punya makna dan bertujuan memaksudkan soal apa. Apalagi kalau suatu perkataan atau frasa yang diucapkan suatu kelompok manusia. Kalau bunyi suara seekor kambing berbunyi "Embek", maka itu artinya seekor kambing sedang lapar atau sedang meminta makan. Kalau bunyi suara seekor kambing berbunyi"Mbok" maka itu artinya seekor kambing sedang butuh mama kambingnya.

Begitupun orang Indonesia!. Setiap orang Indonesia sangat amat memahami maksud suatu frasa"Sakit Hati". Dan orang Indonesia mengerti pengungkapan soal frasa"Sakit Hati" itu adalah suatu kondisi kejiwaan manusia yang tertekan atau terhina atau tersingkirkan atau terpinggirkan atau terdzolimi. Tidak akan ada orang Indoensia yang mengartikan frasa"Sakit Hati" adalah suatu kondisi keadaan phisik manusia yang sedang"Sakit kepala" atau "Sakit Lambung" atau sedang tidak sehat. Frasa"Sakit Hati" sudah pasti difahami oleh orang Indonesia sebagai suatu kondisi kejiwaan yang tertekan.

Tetapi orang Inggris yang tidak memahami dan tidak mengerti maksud ucapan orang Indonesia, karena mereka hanya suka menghafal"Suatu Kata" yang diucapkan oleh orang Indonesia, maka orang Inggris hanya akan memahami kalimat "Sakit Hati" sebagai "Penyakit Liver". Dalam hal kesalahan orang Inggris memaknai frasa "Sakit Hati" seperti ini, siapakah yang salah?--Apakah orang Indoensia yang menipu orang Inggris, atau orang Inggris  sendiri yang salah memahami makna kalimatnya, karena tidak mengerti makna frasa"Sakit Hati" yang dimaksudkan oleh orang-orang Indonesia?

Maka demikian juga yang terjadi dalam kehidupan manusia ketika menerima atau mendengar Firman Tuhan. Misalnya saja Firman Tuhan kepada Musa yang berkata dengan kalaimat'Nama-ku'. Ucapan Tuhan yang berbunyi'Nama-ku' bukanlah maksudnya soal menyatakan sebuah nama diri Tuhan. Karena Tuhan itu tidak punya nama diri. Sebab hanya makhluk yang punya nama diri. Sedangkan yang ada pada Tuhan adalah'Nama sebuah perbuatan' atau 'nama karya'. Dan adas lagi nama sifat-Nya. Jadi tidak sebuah ada nama diri (propper name)bagi Tuhan sekalipun dalam Alkitab ucapan Tuhan itu tuliskan dengan kalimat pernyataan'Nama-Ku'. jadi semisal Tuhan berkata'Nama-Ku Yahwe', maka utu bukan berarti Tuhan sedang mengatakan nama diri-Nya adalah Yahwe. Karena makna dari ucapan Tuhan tersebut adalah Akulah Yang ada Yang Berada dan Yang akan datang. Artinya ucapan Tuhan dalam hal itu maksud-Nya adalah penyataan diri-Nya sebagai sosok kekal.

Demikianlah juga yang biasa terjadi dalam kehidupan orang Indonesia yang sering tidak menyadari maksud orang Arab. Misalnya saja dalam penggunaan kata"Allah" dan "Swt" dalam kehidupan orang Arab. Orang Arab amat sangat mengerti maksud kata"Allah" itu, yaitu maknanya "Yang Disujuti". Artinya yang mereka sujuti dalam internal agamanya itulah yang mereka anggap sebagai sesuatu yang wajib dipertuhankan dan wajib ditinggikan dan dianggap maha suci alias"Swt : S = Subhan, (سبحان ) W = wa, artinya: dan T = Ta’ala,( تعالى). Mereka mengagungkannya dan mempertuhankan apa yang mereka sujuti tersebut.

Tetapi lucunya orang Indonesia kemudian malah salah mengerti apa yang dimaksudkan orang Arab. Orang-orang Indonesia menyangka arti kata"Allah" adalah Tuhan. Padahal orang Arab memaksudkan kata"Allah" adalah untuk merujuk kepada apa yang mereka sujuti dan kemudian mereka pertuhankan. Karena orang Arab sendiri sudah mengaku kalau mereka bukanlah para penyembah Tuhan.

Hal itu dapat dibuktikan didalam kalimat ajaran Syahadat yang berbunyi"Tiada Tuhan selain Allah". Kalimat ajaran mereka sudah mensyaratkan kepada setiap pengikutnya untuk selalu berprinsip "Tiada Tuhan selain Allah" atau "Tiada Tuhan selain Yang Disujuti".Artinya ajaran Arab memastikan sendiri bahwa mereka memang bukanlah penyembah Tuhan. Sekalipun mereka amat sangat tahu kalau memang Tuhan-lah yang haq atau Tuhan-lah yang maha benar yang wajib disembah

Tetapi Tuhan yang haq itu, atau Tuhan yang maha benar itu tidaklah wajib disembah dalam kehidupan setiap manusia penganut ajaran tersebut. Tuhan yang benar itu harus ditiadakan dari dalam diri dan dari segala aspek kehidupan setiap orang penganut ajaran tersebut. Yang boleh ada didalam kehidupan setiap penganut ajaran tersebut, hanyalah apa yang wajib disujutinya maka itulah yang wajib dipertuhankan para pemeluk ajaran tersebut.

Dalam kasus kesalahan memahami maksud orang Arab tersebut, siapakah seungguhnya yang salah?--Apakah orang Arab yang membodohi orang Indonesia ataukah orang Indonesia sediri yang salah total karena tidak memahami maksud orang Arab dalam ajarannya tersebut?

Mengapa ajaran Arab senang mempersembahkan pemujaan kepada apa yang wajib disujutinya tersebut?--Karena ajaran agama Arab tersebut menyangka, bahwa setiap orang yang ada diduni ini semua keluar dari liang vagina. Sehingga mereka menyangka, kalau suatu kehidupan yang baru bagi setiap manusia tampaknya terbentuk didalam rahim seorang wanita. Dan gerbang keluar suatu kehidupan bagi manusia baru tersebut berasal dari liang vagina. Karena itulah kemudian mereka memuliakan vagina yang dianggapnya sebagai sumber awal adanya kehidupan bagi manusia dibumi.

Demikianlah catatan koreksi terhadap sikap kebiasaan menghafal ini dapat membuat kita sadar, agar kita jadi terbiasa dan rajin belajar untuk memahami maksud segala sesuatu. Bukan berbangga hati menghafal segala sesuatu tapi tidak satupun yang dimengerti maksud-maksudnya. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad