Pancasila Indonesia Digali Dari Alkitab - Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Pencipta Langit Bumi

Artikel Terbaru

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 04 Januari 2018

Pancasila Indonesia Digali Dari Alkitab

Pancasila Indonesia Digali dari Alkitab


Banyak sekali ajaran atau penyebaran pemahaman yang salah dinegeri ini dengan salah satu faktanya yang sering terdengar dalam hal dasar negara republik Indonesia, yaitu Panca Sila. Umat islam berkata kalau Pancasila ada kaitannya dengan Quran, padahal dalam faktanya sama sekali tidak ada dan malah justru bertentangan.

Karena pemahaman yang benar dan yang perlu dipelajari oleh rakyat Indonesia adalah, bahwa Panca Sila yang menjadi dasar negara republik Indonesia, adalah murni digali dari dalam Alkitab milik kristen-Yahudi. Sehingga patron Pancasila pada aslinya adalah Alkitab. mari kita buktikan secara ilmiah.
A-Patron--Arti kata"Patron" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
1-Pola (pakaian, batik, dsb);
2-Suri (teladan): dasar konsep tradisional dapat menjadi -- dan skala kebenaran
--normatif : suri (teladan) yg sesuai dengan kaidah atau norma yg berlaku.
Secara simple dapat disimpulkan, kalau "Patron" artinya adalah "Pola atau cikal bakal, atau sumber asal.
B-Panca--Arti Kata "Panca" menurut KBBI : Pan·ca- bentuk terikat:
1.lima (terutama dl kata majemuk seperti pancaindra, Pancasila);
2.Tangan (kelima jari)
C-Sila--Arti "Sila" menurut Wikipedia berbahasa Indonesia
Śīla atau sila yang diambil dari bahasa Sanskerta; artinya adalah "Prinsip" atau "Asas". Sehingga"Sila" dapat dijabarkan dengan makna:
1. Sebagai sturan yg melatarbelakangi perilaku seseorang atau suatu bangsa;
2. kelakuan atau perbuatan yg menurut adab (sopan santun);
3. dasar; adab; akhlak; moral
Sehingga dengan jabaran makna diatas, maka tepatlah kalau dikatakan kalau Alkitab milik kristen-Yahudi adalah sumber pokok lima aturan adab kehidupan berbangsa dan bernegara yang diterapkan oleh para founding father bangsa Indonesia. Lima dasar adab berbangsa dan bernegara tersebut saat ini kita kenal sebagai dasar negara republik Indonesia. Sila yang lima butir tersebut biasa kita sebut dengan Pancasila atau Lima Sila aturan hidup beradab dan berbangsa bagi haluan bernegara republik Indonesia.

Tentu saja hal ini sebuah keunikan tersendiri bagi negeri kita ini. Sebab tak satu pun dasar beradab atau dasar hukum bagi NKRI didalam Panca Sila tersebut yang bersumber atau digali dari ayat-ayat Al-Quran.  Tokoh-tokoh Islam seperti Ir.Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Fatmawati, Sayuti Melik, B.M.Diah, Syahrudin, Mr. Achmad Soebardjo, dan Sukarni Kartodiwirjo. Sukarni adalah tokoh pejuang yang mengusulkan agar yang menandatangani teks Proklamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Apakah tulisan ini merupakan klaim sepihak soal keberpihakan sila-sila didalam Pancasila kepada Alkitab?--Jelas tidak. Karena hal itu dapat kita buktikan dari uraian satu demi satu sila-sila yang terdapat dalam sila-sila Panca Sila tersebut.

A. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebenarnya tulisan ini adalah tulisan yang saya re-post kembali karena saya merasa lucu dengan wacana yang diungkapkan oleh seorang Advokat senior bernama Eggi Sudjana saat mengajukan gugatan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Gugatan Uji Materi Perppu Ormas) ke Mahkamah Konstitusi.

Menurut Eggi, di dalam Perppu Ormas, Pancasila menjadi tolok ukur bagi suatu ormas dapat dikategorikan menyimpang atau tidak. Sedangkan, di dalam Pancasila ada yang disebut "Ketuhanan Yang Maha Esa". Menurut Eggi lagi, asas Ketuhanan Yang Maha Esa hanya ada dalam ajaran Islam."Pemahaman kami dan juga pemahaman dunia dalam arti agama-agama yang lain, sepengetahuan kami yang ber-Ketuhanan Maha Esa itu hanya ajaran Islam," kata Eggi.Oleh karena itu, lanjut Eggi, hal ini akan mengganggu ormas agama selain Islam, karena konsekuensinya harus dibubarkan. "Jadi, kalau perppu ini diberlakukan, keberatan kita-nya adalah justru menggangu kepada agama lain yang bukan Islam, karena pasti harus dibubarkan juga," kata dia.
Pancasila Indonesia Digali dari Alkitab
Tanggapan penulis: Perlu diketahui oleh semua, bahwa Islam dan Quran sama sekali tidak pernah mengakui soal adanya TUHAN. Islam dan Quran juga tidak pernah mengakui kalau TUHAN itu Esa. Islam dan Quran hanya mengakui kalau"Allah" itu Esa. Hal itu dapat dibuktikan dalam kalimat tauhid/syhadat Islam yang dikenal dengan bunyi'Laa Ilaha Illallah"(لا اله الا الله  ), yang artinya, Tiada Tuhan selain Allah'. Kalimat syahdat ini adalah bukti nyata kalau Islam dan Quran tidak pernah mengakui adanya sosok Tuhan, dan bahkan jelas meniadakan keberadaan Tuhan itu sendiri selain apa yang wajib diper-'Tuhan'-kan didalam internal Islam yaitu'Allah'.
Islam dan Qur'an hanya mengakui keberadaan'Dzat Allah' sebagai sosok yang dipertuhankannya didalam kehidupannya. Jadi adalah jelas bahwa memang tidak ada soal ketuhanan apapun didalam kehidupan umat islam dan didalam Quran seperti yang dinyatakan Panca Sila milik Indonesia pada sila yang ke satu. Demikian juga sebaliknya, bahwa tidak ada ke'Allah'an yang maha esa didalam sila Panca Sila milik Indonesia tersebut.
QS 112. Al Ikhlash
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Esa: أَحَدٌ
Allah: اللَّهُ
Dia: هُوَ
Katakanlah: قُلْ
qul huwa allaahu ahadun
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Pengertian kata"Allah" adalah "Yang Disujuti" atau yang disembah.(Silahkan baca:Tuhan Atau Allah). Jadi Quran hanya mengesakan apa yang wajib disujuti umat Islam. Jadi dalam hal ini, apa yang disujuti umat Islam itulah yang mereka pertuhankan. Bukanlah karena umat Islam menyembah TUHAN.

Tuhan artinya penguasa erkasa pembuat kejaiaban-keajaiban yang nyata terjadi dihadapan mata manusia, yang perbuatan keperkasaan-Nya tersebut tidak bisa ditandingi makhluk.(Silahkan baca:Makna kat'Tuhan')

Jadi adalah berbeda pengertian kata'Allah' dan kata'Tuhan". Berbeda pula perbuatan mempertuhankan sesuatu yang disujuti, dengan perbuatan menyembah TUHAN. Jadi hati-hati memahami kalimat-kalimat yang demikian. Hal itu dapat kita buktikan pula dalam Sura Al Iklas ayat 2 yang berbunyi:
QS 112. Al Ikhlash
اللَّهُ الصَّم
Tempat bergantung: الصَّمَدُ
Allah: اللَّهُ
al
laahu alshshamadu
2. Allah adalah Tuhan.
Arti dari kalimat ayat ini adalah, bahwa apa yang Disujuti/disembah, maka itulah yang dipertuhankan. Bukan karena arti kata'Allah' maksudnya adalah TUHAN. Dalam ayat Quran tersebut diatas, umat Islam mennyatakan kalau apa yang disembah dan disujuti umat islam adalah sosok penguasa atau Tuhan pembuat keajaiban yang nyata dan terjadi dihadapan mata manusia.

Padahal kita tidak akan pernah menemukan bukti catatan Quran yang menyatakan adanya sosok yang dipertuhankan umat Islam tersebut pernah disaksikan manusia manapun berbuat sesuatu yang nyata dalam hal membuat keajaiban-keajaiban. Artinya, terbukti benar kalau Quran otomatis tertolak dan bertentangan dengan Panca Sila yang berbicara soal Tuhan atau berbicarta soal sosok penguasa. Karena Qur'an hanya berbicara soal'Allah Yang Esa' dan bukan soal Tuhan yang Esa.

Sedangkan didalam Panca Sila sila yang pertama justru mengatakan"TUHAN itu ESA", bukan Allah itu Esa. Atau tertulis Ketuhanan yang maha esa, bukan tertulis "Keallahan yang maha esa". Hal itu selaras dengan bukti catatan Alkitab milik kristen-Yahudi, yang menyatakan"TUHAN itu Esa":
Kitab Ulangan 4
6:4. Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita,--TUHAN itu esa--!
Arti dari ayat ini adalah : Dengarkanlah wahai manusia manusia yang berdosa dan yang memberontak kepada Penguasa perkasa pembuat keajaiban yang nyata(TUHAN). Bahwa penguasa perkasa pembuat keajaiban yang nyata itu(TUHAN), wajib kita sembah/disujuti (Allah), Penguasa perkasa pembuat keajaiban yang nyata itu satu.

Sangat terbukti, kalau aturan Alkitab menjadi sumber asal muasal sila pertama dalam Panca sila. Komprehensipnya, Panca Sila Indonesia sama sekali tidak mengakui adanya"Allah" yang maha esa didalam sila-silanya. Malah justru sebaliknya.

Sebab sesuai dengan makna kala"Allah", yaitu "Yang Disujuti atau Disembah" maka Panca Sila amat sangat mengakui kalau sosok yang Disujuti atau disembah atau diimani masyarakat Indonesia itu bermacam-macam jenisnya sesuai dengan aliran kepercayaan tidap-tiap orang. Dan Pancasila menghormati itu sebagaimana terbukti dalam hukum turunannya yang berbunyi didalam UUD 1945.

Pasal 28 E, ayat:
(1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (“UUD 1945”):
“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
(2) Bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan.

Pasal 29 ayat:
(2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.

Artinya, terbukti dan diakui, kalau pancasila sendiri menyatakan, bahwa banyak macam jenis-jenis Allah yang beredar dinegeri Indonesia. Banyak macam-macam jenis yang disujuti masyarakat Indonesia. Sehingga terbukti, bahwa Allah itu tidak maha esa. Makanya Sila pertama dari Panca Sila hanya mengakui TUHAN dalam Alkitab sebagai satu-satunya TUHAN yang maha esa. Bukan Allah yang diesakan umat islam.

B.Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.
Dalam hal kesetaraan manusia dari segala suku bangsa, Quran tidak mengakui adanya kesamaan derajat kemanusiaan diluar manusia pemercaya Islam. Artinya ajaran Quran adalah ajaran rasialis dan ajaran aparteid dalam kehidupan manusia meskipun ajaran Islam selalu mencoba menipu manusia,, dengan mengaku-ngaku sendiri kalau ajaran Islam adalah ajaran"Rahmatan Lil ‘Alamin" yang arti dan makna katanya seolah-olah"Ajarannya yang membawa rahmat bagi semua". Hal penipuan ajaran islam itu dapat kita buktikan dari isi doktrin rasis didalam Quran yang berbunyi demikian :

QS 8. Al Anfaal
إِنَّ شَرَّ الدَّوَآبِّ عِندَ اللَّهِ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
inna syarra alddawaabbi 'inda allaahi alladziina kafaruu fahum laa yu/minuuna
55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.

QS 48. Al Fath
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَٮٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرَٮٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
muhammadun rasuulu allaahi waalladziina ma'ahu asyiddaau 'alaa alkuffaari ruhamaau baynahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan siimaahum fii wujuuhihim min atsari alssujuudi dzaalika matsaluhum fii alttawraati wamatsaluhum fii al-injiili kazar'in akhraja syath-ahu faaazarahu faistaghlazha faistawaa 'alaa suuqihi yu'jibu alzzurraa'a liyaghiizha bihimu alkuffaara wa'ada allaahu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati minhum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Dengan dua contoh ayat rasis dari berlimpahnya ayat-ayat rasis dalam Quran yang sedemikian merendahakan derajat manusia lain diluar umat islam, maka jelas sumber sila kedua dalam pancasila bertentangan dengan ajaran Islam melalui Qurannya. Artinya, sila kedua pun sama sekali tidak ada kaitannya dan urusannya dengan Quran umat Islam.

Sedangkan ajaran Alkitab milik Kristen-Yahudi, lagi lagi membuktikan dirinya sebagai sumber asal penerapan sila kedua didalam Panca Sila, yaitu :

Kitab Matius 22
22:39 .......: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Kitab Ulangan 24
24:17 Janganlah engkau memperkosa hak orang asing dan anak yatim;
24:18 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir dan engkau ditebus TUHAN, Allahmu, dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini.

C. Persatuan Indonesia
Dalam hal perlunya persatuan suku bangsa didalam negara republik Indonesia, ajaran quran lagi-lagi senantiasa menunjukkan ajaran rasisnya, yang tidak pernah menganggap manusia diluar Islam sebagai manusia yang layak untuk dipergauli sebagai sahabat atau sebagai salah satu pemimpin diantara mereka yang kebetulan umat Islam disuatu daerah berjumlah mayoritas.


Penomena politik rasisme anti persatuan malah sudah berkali-kali dipertontonkan umat islam sendiri didalam negara ini. Contoh kasus terakhir eksploitasi perbedaan dan anti persatuan dalam diri umat islam sesuai perintah ajaran Quran, dapat kita saksikan langsung dari usaha peng-eksklusipan kepemimpinan administrasi pemerintahan yang diharapkan hanya boleh dipedang oleh sesama umat Islam. Penomena penolakan kepada sosok manusia yang bernama"Basuki TJahya Purnama" Alias Ahok, adalah bukti kalau Islam adalah ajaran anti persatuan sebagaimana dimaksudkan Panca Sila

QS 5. Al Maa'idah
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوا الۡيَهُوۡدَ وَالنَّصٰرٰۤى اَوۡلِيَآءَ ‌ؔۘ بَعۡضُهُمۡ اَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ؕ وَمَنۡ يَّتَوَلَّهُمۡ مِّنۡكُمۡ فَاِنَّهٗ مِنۡهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu alyahuuda waalnnashaaraa awliyaa-a ba'dhuhum awliyaau ba'dhin waman yatawallahum minkum fa-innahu minhum inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

QS 9 At Taubah
قٰتِلُوا۟ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صٰغِرُونَ
qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu'thuu aljizyata 'an yadin wahum shaaghiruuna
29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قٰتِلُوا۟ الَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا۟ فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَاعْلَمُوٓا۟ أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu qaatiluu alladziina yaluunakum mina alkuffaari walyajiduu fiikum ghilzhatan wai'lamuu anna allaaha ma'a almuttaqiina
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.

D. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam perwusyawaratan.
Islam tidak mengenal demokrasi. Karena Islam menganut sisitem kekalifahan yang berdasar pada kekerasan dan kebengisan untuk bisa berkuasa. Mengusir penduduk yang bukan Islam atau berada pada pilihan untuk membayar Jizyah yang tinggi alias uang jasa keamanan bagi setiap nyawa yang bukan umat islam. Islam adalah satu ideologi politik arab yang anti demokrasi. Sehingga terbukti, bahwa Sila ke 4 dari Panca Sila lagi-lagi tertolak berdasarkan adanya keterlibatan Quran dan ayat-ayat anti demokrasinya.

QS 33 Al Ahzab:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا مُّبِينًا
wamaa kaana limu/minin walaa mu/minatin idzaa qadaa allaahu warasuuluhu amran an yakuuna lahumu alkhiyaratu min amrihim waman ya'shi allaaha warasuulahu faqad dhalla dhalaalan mubiinaan
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

QS 5. Al Maa'idah
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَسْـَٔلُوا۟ عَنْ أَشْيَآءَ إِن تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ وَإِن تَسْـَٔلُوا۟ عَنْهَا حِينَ يُنَزَّلُ الْقُرْءَانُ تُبْدَ لَكُمْ عَفَا اللَّهُ عَنْهَا ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tas-aluu 'an asyyaa-a in tubda lakum tasu/kum wa-in tas-aluu 'anhaa hiina yunazzalu alqur-aanu tubda lakum 'afaa allaahu 'anhaa waallaahu ghafuurun haliimun
101. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda:
دَعُونِي مَا تَرَكْتُكُمْ، إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِكَثْرَةِ سُؤَالِهِمْ وَاخْتِلَافِهِمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ، فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ.
”Biarkanlah apa yang aku tinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka dan (banyaknya) penyelisihan mereka kepada para nabi mereka. Maka apabila aku melarang sesuatu kepada kalian, tinggalkanlah. Dan apabila aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, kerjakanlah semampu kalian” [Muttafaqun ’alaihi].[1]
إِنَّ أَعْظَمَ الْمُسْلِمِيْنَ جُرْماً مَنْ سَأَلَ عَنْ شَيْءٍ لَمْ يُحَرَّمْ فَحُرِمَ مِنْ أَجْلِ مَسْأَلَتِهِ.
”Sesungguhnya orang Islam yang paling besar kejahatannya adalah orang yang bertanya tentang sesuatu yang semula tidak diharamkan, kemudian diharamkan dari sebab pertanyaannya itu”.[2]
أَلَا سَأَلُوا إِذْ لَمْ يَعْلَمُوا ؟ فَإِنَّمَا شَفَاءُ الْعِيِّ السَّؤَالُ.
Sesungguhnya obat dari kebodohan adalah bertanya”.[4]

Sedangkan Dasar penerapan sila ke 4 dari Panca Sila dapat ditemukan sumbernya dari dalam Alkitab yang berikut ini :

E. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kitab Ulangan 16
16:19 Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
16:20 Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu."
Islam tidak mengenal keadilan bagi semua manusia yang berbeda keyakinan dengan umat islam. Kecuali keadilan versi Islam, yaitu keadilan yang hanya berlaku bagi setiap umat islam sendiri. Sedangkan bagi orang-orang diluar islam, akan dikenakan pajak keamanan diri atau Jizyah.

QS 9 At Taubah
قٰتِلُوا۟ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا۟ الْكِتٰبَ حَتَّىٰ يُعْطُوا۟ الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صٰغِرُونَ
qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu'thuu aljizyata 'an yadin wahum shaaghiruuna
29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah[638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قٰتِلُوا۟ الَّذِينَ يَلُونَكُم مِّنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا۟ فِيكُمْ غِلْظَةً ۚ وَاعْلَمُوٓا۟ أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu qaatiluu alladziina yaluunakum mina alkuffaari walyajiduu fiikum ghilzhatan wai'lamuu anna allaaha ma'a almuttaqiina
123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.

QS 48. Al Fath
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَٮٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرَٮٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا
muhammadun rasuulu allaahi waalladziina ma'ahu asyiddaau 'alaa alkuffaari ruhamaau baynahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan siimaahum fii wujuuhihim min atsari alssujuudi dzaalika matsaluhum fii alttawraati wamatsaluhum fii al-injiili kazar'in akhraja syath-ahu faaazarahu faistaghlazha faistawaa 'alaa suuqihi yu'jibu alzzurraa'a liyaghiizha bihimu alkuffaara wa'ada allaahu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati minhum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

Kembali terbukti bahwa tak satupun dari sila-sila yang terdapat dalam Panca Sila didasarkan pada ayat-ayat Quran dan ajaran Islam. Sehingga fakta jabaran sila-sila pancasila dalam tulisan ini membuktikan, bahwa Alkitab milik kristen-Yahudi adalah sumber penggalian sila-siala didalam pancasila. Sehingga tidak perlu merasa heran dalam praktek berbangsa dan bernegara di Indonesia masa saat ini, umat islam indonesia sendiri sering menentang dasar negara Indonesia yaitu Panca Sila yang dikatakan sebagai Ideologi Thogut atau ideology syaitan. Dan malahan umat Islam sendiri sudah menunjukkan usahanya yang tiada henti untuk memaksakan ideologi dari dalam Quran dengan sistim kekalifahan yang sangat bertentangan dengan sila-sila Panca Sila milik Indonesia.

Jadi dalam hal ini terbukti secara ilmiah, bahwa tidak ada kaitan sila-sila didalam Panca Sila milik Indonesia dengan Quran. Sekian dan terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad