Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’? - Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Sejati

Yesus Allah Pencipta Langit Bumi

Artikel Terbaru

Home Top Ad

Post Top Ad

Senin, 16 Oktober 2017

Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’?

Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’?


Kita sudah pasti sering mendengar satu khotbah baik didalam lingkungan persekutuan doa keluarga, atau dari khotbah mimbar gereja, atau dari khotbah didalam suatu penghiburan dalam situasi adanya kemalangan atau berupa kematian satu anggota keluaraga, yang bahan khotbah itu terambil dari dari surat penggembalaan kepada jemaat dari Rasul Paulus ke kota Filipi yang berbunyi demikian :
Kitab Filiipi 3
3:1. Akhirnya, saudara-saudaraku, ‘bersukacitalah dalam Tuhan’.
Kitab Filipi 4
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Kalimat ini bila sepintas dimaknai maka akan terkesan ada suatu pemaksaan kepada setiap orang kristen agar senantiasa bersukacita apapun keadaan dan situasi yang sedang dihadapinya. Demi penguatan kerohanian setiap umat kristen tentu saja hal-hal seperti itu memang penting untuk disampaikan. Tetapi tidak berarti ketika ada seorang kristen yang dalam situasi berduka lalu dia pun diwajibkan untuk tetap senantiasa bersukacita. Dan bila seorang kristen berada dalam situasi berduka, tidak lantas pilihan sikapnya dalam keadaanya yang masih berduka tersebut akan menjadi satu dosa besar baginya.

Kita harus belajar memahami arti dan makna kata’Bersukacita’ yang dimaksudkan dalam surat Rasul Paulus tersebut agar kita tidak salah bersikap dalam menilai situasi setiap umat kristen. Menurut dari arti kata’Bersukacita’ memang pengertiannnya secara umum adalah ‘Girang hati’ atau ‘Kegirangan’.

Tetapi konteks yang dimaksudkan Rasul Paulus dalam petikan suratnya tersebut adalah, agar para jemaat kristen di kota Filiipi tidak perlu bersedih hati karena keadaan diri Rasul Paulus yang terpenjara karena akibat memberitakan injil Kristus( Lihat Filipi 1 : 13-16). Rasul Paulus meminta agar para jemaat kristen di Fiiliipi jangan pernah lemah iman dan bersedih hati dan jangan mengendurkan semangat mereka untuk tetap teguh dalam memberitakan injil sekalipun dirinya selaku pengajar dan pendiri jemaat kristen di Filiipi menjadi terpenjara karena giatnya ia memberitakan injil tersebut. Itulah konteks dorongan moril dari Rasul Paulus kepada jemaat kristen di dalam suratnya ke jemaat kristen Filipi agar mereka tetap bersukacita sekalipun akan ada akibat pemenjaraan dari kegiatan pekabaran injil tersebut. Akan ada akibat yang membuat orang-orang kristen mengalami penganiayaan dan hambatan-hamabatan seperti yang dialami Rasul Paulus yang sudah terpenjara oleh karena pekabaran injil.
Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’?
Sehingga dengan memahami konteks dan maksud surat Rasul Paulus agar jemaat kristen di Filipi tersebut senantiasa'Bersukacita Didalam Tuhan', maka seorang kristen pengkhotbah tidak boleh serta merta mengucapkan kalimat ’bersukacitalah dalam Tuhan’ kepada sesama orang kristen yang sedang mengalami kedukaan atau dukacita atau kemalangan. Karena koteksnya jelas berbeda. Apalagi bila kalimat ‘bersukacitalah dalam Tuhan’ secara berulang-ulang disampaikan kepada orang-orang yang sedang berduka atau kemalangan.

Maka bila seorang pemberita injil atau seorang pengkhotbah memang ingin memetik kalimat surat rasul Paulus yang berkata‘bersukacitalah dalam Tuhan’ untuk kepentingan membangun dan menguatkan semangat tiap-tiap jemaat, maka hendaklah kiranya pengkhotbah atau pemberita firman tersebut juga bisa menjelaskan cara sukacita yang dimaksudkannya itu dalam kehidupan setiap sehari-hari. Karena bila petikan kalimat surat Rasul Paulus yang berkata'‘bersukacitalah dalam Tuhan’ itu diucapkan seorang pemberita firman hanya untuk tujuan dari pertunjukan kebolehan dalam pemahaman soal ayat Alkitab namun tidak menjelaskan cara penerapannya, maka bisa jadi akan ada pihak yang menolak petikan kalimat Rasul Paulus itu bila seseorang itu justru sedang berada didalam keadaan berduka.

Adalah lebih baik bila petikan kalimat ‘bersukacitalah dalam Tuhan’ itu dilepaskan seorang pemberita firman dari konteks yang dimaksudkan oleh Surat Rasul Paulus. Agar para pendengar petikan surat Rasul Paulus ‘bersukacitalah dalam Tuhan’ yang disampaikan oleh pemberita firman atau pengkhotbah itu agar  tidak menentang atau menyalahkan Rasul Paulus yang seolah-olah pernah memaksa setiap umat kristen untuk senantiasa bersukacita sekalipun diri seorang umat kristen itu dalam situasi sedang berdukacita.

Hal itu dapat dijelaskan dengan cara membatasi ruang lingkup sukacita yang dimaksudkan oleh sipemberita firman. Pemberita firman dapat menjelaskan dengan tepat dengan berkata, bahwa maksud dari kalimat ‘bersukacitalah dalam Tuhan’ bukanlah artinya setiap umat kristen wajib bersukacita setiap hari dan setiap waktu. Melainkan maksudnya adalah, bila setiap umat kristen sedang memiliki hati yang bersukacita, maka hendaklah setiap sukacita umat kristen itu berada dalam kerangka situasi yang berkenan dihadapan Tuhan. Hendaklah sukacita setiap umat kristen itu adalah sukacita yang benar, bukan sukacita yang muncul karena berhasil berbuat jahat atau karena berhasil memenangkan suatu perjudian yang merugikan orang lain. Hendaklah sukacita setiap umat kristen itu adalah sukacita yang tidak menyinggung perasaan Tuhan. Jadi sukacita setiap umat kristen itu adalah sukacita yang senantiasa berkenan dihadapan Tuhan. Supaya sukacita setiap umat kristen itu tidak bertentangan dengan apa yang sudah dinyatakan dalam ayat Alkitab yang lain yang berbunyi :
Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’?
Kitab Amsal 24
24:17. Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok,
24:18 supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu.
Kitab Keluaran 23
23:4 Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu.
23:5 Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka janganlah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya.
Sehingga dengan demikian, setiap jemaat atau umat kristen yang mendengar petikan kalimat‘bersukacitalah dalam Tuhan’ dari si pemberita firman Tuhan bisa memahami pesannya dengan benar darii setiap konteks penerapan sukacita yang diimaksudkan oleh si pemberita Firman, dan juga dapat memahami dengan benar pula apa yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus.

Dengan demikian, si pemberita firman dalam hal memetik kalimat ‘bersukacitalah dalam Tuhan’yang dituliskan Rasul Paulus’ didalam suratnya tidaklah hanya terkesan sebagai orang yang hanya membeo dan hanya sekedar show dalam pemahaman Alkitab, melainkan si pemberita firman tersebut adalah memang benar-benar telah berniat menyampaikan pengajaran yang baik yang bertujuan untuk membuat bertumbuh iman setiap kristen ke arah yang yang benar.

Terimakasih- Tuhan Yesus Memberkati.
Apa Maksudnya ‘Bersukacitalah Senantiasa Dalam Tuhan’?
Menurut data (Surat Paulus Ke Filipi) Kaisarea Filipi (bahasa Inggris: Caesarea Philippi; Yunani Kuno Καισαρεία Φιλίππεια; atau Caesarea Paneas; Yunani: Καισαρεία Πανειάς) adalah sebuah kota Romawi kuno yang terletak di bagian barat daya Gunung Hermon, dekat dengan suatu sumber air, grotto, dan kuil-kuil pemujaan dewa Yunani, Pan. Kota yang indah di kaki Gunung Hermon, di tempat muasal Sungai Yordan, terkenal sebagai tempat pengakuan Petrus (Matius 16:13 dan seterusnya).[1] Kota ini sekarang tidak dihuni dan merupakan suatu situs arkeologi di Dataran Tinggi Golan. Kota tersebut disebutkan dalam Injil Matius[2] dan Injil Markus.[3] Di sana dicatat bahwa "Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi".

Kota Filipi dulunya bernama Krenides. Kredines dalam bahasa Yunani adalah krene yang artinya mata air. Kota ini terletak di daerah pedalaman Yunani tepatnya di Via Egnatia yakni satu jalan yang menjadi penghubung antara daerah timur dan baratRomawi. Nama Filipi berasal dari nama seorang raja Makedonia, Filipus II, yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan berhasil menaklukkan kota ini.[2]

Banyak dari penduduk kota Filipi adalah para budak dan veteran perang. Penyebabnya, pada tahun 42 SM telah terjadi peperangan antara Brutus dan Cassius melawan Antonius dan Augustus yang dimenangkan Antonius dan Augustus. Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Augustus mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar. Orang-orang yang mendukung Antonius pun dibuang ke Filipi. Tidak mengherankan bila para budak, veteran perang, penduduk pribumi dan para pemimpin kota berbaur di kota ini.[2]

Sementara itu, kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit jumlahnya di Filipi. Terbukti dengan tidak ditemukannya rumah ibadah Yahudi kecuali sebuah rumah sembahyang yang terletak di luar kota. Keterangan ini berdasarkan laporan Paulus tentang perjalanannya di Filipi sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 16:13. Kota Filipi adalah kota yang pertama kali dikunjungi Paulus dalam perjalanannya di Eropa.[2]

Jemaat Filipi didirikan Paulus sekitar tahun 49-50.[1] Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b), orang -orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para Rasul 16:14).[2] Hubungan Paulus dengan jemaat ini terjalin dengan baik bahkan jemaat Filipi menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus melalui perantaraan Epafroditus.[1]

Namun, di dalam kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada sekelompok orang yang menentang Paulus seperti tertulis dalam Filipi 1:27-30; 2:21.[1] Paulus menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini secara tajam dalam Filipi 3:2.[1] Cukup banyak wanita menjadi anggota jemaat di Filipi. Di antara mereka adalah Sintikhe dan Euodia yang seringkali tidak sehati dan sepikiran dalam pelayanannya.[4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Post Bottom Ad