Dewasa ini kata eksegese kita gunakan sebagai sebuah komentar atau penafsiran teks Alkitab untuk menguraikan hal-hal yang tidak jelas dan mencari detail suatu kata atau teks dengan tujuan mendapatkan dan menentukan maknanya yang pasti.[2] Di dalam eksegese modern dimanfaatkan Kritik teks dan keahlian linguistik atau Kritik Sastra, keahlian di bidang sejarah dan sastra (Kritik Sejarah (Alkitab)).[2] Penemuan-penemuan arkeologis juga dapat membantu proses eksegese.[2] Kesalahan salah satu di antaranya akan mengakibatkan kesalahan eksegesis.[2] Kesalahan eksegese yang dapat terjadi misalnya mengenai perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Allah.[2] Kerajaan Allah itu selama ini selalu diidentikkan dengan Gereja.[2] Menafsir atau melakukan eksegesis sebenarnya sudah menjadi bidang pekerjaan atau profesi khusus.[1] Hal ini dijadikan sebuah bidang pekerjaan khusus karena adanya kebutuhan untuk menemukan inti pesan dari teks-teks yang ada.[1]()
Tujuan eksegesis ialah mencari tahu isi dan maksud si penulis dalam sebuah teks dengan memperhatikan corak gaya bahasa yang di gunakan. Dapat disimpulkan penafsir harus memiliki kebersamaan dengan penulis dalam aspek – aspek berikut :
- Penafsir harus memiliki teks penulis – hal ini bebarti perlu ada kritik teks.
- Penafsir harus mengeri bahasa, corak dan gaya bahasa sastra penulis – adanya studi tata bahasa, gaya bahasa sastra dan pengertian kata.
- Penafsir harus menyelami sejarah penulis –mengetahui latar belakang sejarah – geografis dan kebudayaan mutlak dibutuhkan
- Penfsir harus memiliki konsep pandangan dunia yang sama dengan si penulis.
1. Berbagai metode penafsiran yang kurang baik
a. Metode Alegoris : yaitu memasukan gagasan dan pengertiannya sendiri ke sebuah teks yang semula tidak dimaksudkan oleh penulis.
b. Metode penafsir ayat dan teks secara terisolis atau terpisah : alkitab di pandang sebagai sejumlah ayat yang terisolasi aytau terpisah satu dengan yang lain dan penafsirannya atau pengertiannya terlpas dari konteks sastranya.
c. Metode penafsiran dogmatis : penafsir mengungkapkan kepercayaan atau imannya dan kemudian melihat bagian – bagian alkitab untukmencari dukungan dari pendapat atau presepsi yang telah ia miliki sebelumnya.
d. Metode penafsiran teks parallel: penafsir melihat alkitab sebagai suatu koleksi ayat referensi yang tersebar dan beranggapan bahwa suatu teks dapat di jelaskan langsung oleh sebuah teks parallel lain dalam alkitab.
e. Metode penafsiran secara harfiah ekstrem : penafsir menolak atau mengabaikan untuk menfsirkan suatu ayat secara gambaran ( simbolis).
f. Metode rasional : penafsiran berupaya untuk menafsirkan dan menjeklaskan teks- teks alkitab sesuai dengan apa yang dapat di terima oleh rasio manusia.
g. Metode mitologis : penfsir menggap bahwa factor historis tidaklah penting atau hanya merupakan kulit.
2. Metode penafsiran yang baik : metode penafsiran gramatikal – historical – konstekstual
Metode penafsiran ini berusaha untuk mengerti suatu teks dengan memperhatikan atuaran gramatikan ( tata bahasa) dan sastra, fakta historis, serta kerangka konteks. Dalam metode ini inspirasi ( pengilhaman ) oleh Roh Kudus dalam penulisan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Manusia sebagai subjek mengerti dan melaksanakan kebenaran Allh yang di wahyukan secara tertulis (objek ). Firman tuhan di tulis dengan tujuan, hal ini mencakup :
a. Arti suatu bagian Alkitab yaitu arti yang dimaksudkan oleh penulis
b. Corak sastra yang di lipih oleh penulis yaitu medium atau alat komunikasi yang terbaik untuk menyampaikan maksud suatu bagian teks.
c. Bagian – bagian dari suatu teks melayani pengertian keseluruhan tesks stersebut.
Selain itu ada batas – batas yang perlu di perhatikan dalam metode penafsiran gramatikal- historical – konstekstual yang harus dihindari, yaiutu :
a. Tujuan eksegesis yaitu mencari tahu makna teks daapt tenggelam banyak detail teknis eksegetis
b. Kesatuan firman Tuhan secar keseluruhan dapat di abaikan karena pandangan terlalu sempait yang hanya di tujukan pada suatu bagian tertentu.
c. Ada bahaya bahwa prinsip – prinsip pendekatan pada penafsiran di jadikan suatu metode baku dan bukan dilihat sebagai petunjuk yang di maksudkan sebagai bantuan.
3. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EKSEGESIS
1. Pentingnya hakikat tugas dan wujud
a. Penyampaian maksud-masud murni dalam Firman Tuhan atas perintah Allah dan bukan mencari keuntungan dari Firman Tuhan ( 2 Kor 2:17)
b. Mengusahakan layak dihadapan Allah serta berterus terang memeberitakan Firman Tuhan tanpa rasa malu akan kebenaran ( 2 Tim 2:15)
c. Suatu penafsiran rirman tuahn yang dapat di percayai adalah akar dan dasar segala teologia revelasi.
2. Persyaratan bagi pekerjaan eksegesis
a. Persyaratan atau kualifikasi intelektual
Seorang penafsir haruslah :
- Mendalami teks Alkutab untuk memperoleh pengertian eksegetis. Mengerti bahasa asli sebagai landasan eksegetis.
- Melatih untuk membaca dan menyimak teks secara teliti dan pandai mengajukan pertanyaan penting untuk pengertian teks tersebut. Maksudnya siapa yang menulis, kepada siapa di tulis, apa yang di tulis, untuk apa , mengapa dan bagaimana.
- Mengerti dengan isis teks sebagaiman di tuliskan penulis dan merenungkan artinya menerapkan beritanya dalam situasi actual jemaat dan masyarakan masa kini
- Mendalami latar belakang pengertian teks secara umum ( sejarah, geografi, sosial – budaya )
- Memiliki kesabaran dan keberanian melakukan sesuatu yang lkelihatan tidak berate atau tidak penting
- Mengembangkan kemampuan untuk konsentrasi dan disiplin serta menimbang fakta- fakta eksegetis secara baik dan bijaksana
- Seorang yang mau di ajari dan bersedia untuk belajar dan mengajar dengan cara yang jelas dan sederhana.
- Mengharapkan atau sedia untuk di tantang atau di kritik oleh isi teks.
b. Persyaratan atau kualifikasi rohani
Seorang penafsir haruslah :
- Sudah di lahirkan kembali oleh Roh Kudus. Syarat penting mendapatkan wahyu ilahi ( I kor 2:6-3:4)
- Secara pribadi meyakini bahwa Alkitab dapat di percayai dan merupakan wahyu Allah ( 2 Tim 3: 16-17)
- Memeliki persekutuan pribadi yang hidup dengan Roh Kudus dan mengharapkan campur tanganNYa dalam pelayanan.
- Mempuanyi kikap menempatkan diri di bawah wibawa firman Tuhan dan peka terhadap kebenaran rohani.
- Memiliki kerinduan yang sungguh untuk mengerti dan melakukan kebaran ilahi
c. Pentingnya materi penunjang bagi pekerjaan eksegesis.
Adapun bahan materi yang di perlukan untuk keberhasilan dalam menafsir terbagi atas :
a. Bahan – bahan factual diantaranya kamus (lecsikon), konkordansi, ensiklopedia dan buku – buku penjelasan tata bahasa yang harus selalu di gunakan sebagai bahan konsultasi dalam melakukan penafsiran.
b. Bahan – bahan interpretative di antaranya adalah buku – buku penafsiran yang bersifat :
- Filologis ( penekanan terhadap pengertian kata dan kalimat )
- Analitis ( memberikan analisis tetang keseluruhan surat –konteks asli)
- Filosofis – teologis
- Teologis ( memaparkan tema-tema teologis dalam kitab atau surat)
- Eksposisi (memaparkan arti teks yang berhubungan dengan penerapan untuk masa kini)
- Meditasi ( adanya perenungan pada bagian teks yang di bahas)
3. Langkah – langkah praktis ( lengkap) untuk eksegesis khotbah
a. Teks dan terjemahan
- Bacalah bagian firman Tuhan berulang – ulang pada bagian sebelum dan sesuadah. Perhatikan hubungannya.
- Periksalah beberapa masalah penting yang berhubungan dengan naskah.
- Buatlah terjemahan anda sendiri
- Susunlah daftar berbagai alternative teks/ bacaan / terjemahan
- Buatlah daftar tentang hal – hal yang akan di pakai dalam khotbah.
b. Konteks kesusastraan dan sejarah
- Periksalah latar belakang sejarah dan bagian firman Tuhan itu.
- Periksalah latar belakang bagian firman Tuhan itu , adanya peraturan khusus penafsiran jenis sastra tersebut.
c. Bentuk dan struktur
- Tentukan gaya dan bentuk teks tersebut.
- Carilah pola struktur teks tersebut.
- Pisahkanlah hal – hal yang unik dan nilailah kepentingannya.
d. Data gramatikal dan leksikal
- Perhatiakan pengertian yang sulit dalam pemahaman sebuat konteks.
- Buatlah daftar istilah penting dalam teks dan jelaskan.
e. Konteks Alkitabiah dan teologis
- Perhatikan penggunaan bagian firman Tuhan itu di tempat lain dalam Alkitab.
- Analisislah hubungan bagian itu dengan ayat – ayat lain di Alkitab
- Jelaskan soal teologi manakah yang Nampak jelas dalam teks.
f. Bacalah beberapa buku penafsiran sebagai bahan perbandingan.
g. Penerapan
- Catatlah persoalan kehidupan yang terdapat dalam bagian ini
- Jelaskan sifat dan bidang penerapan yang mungkin dari teks tersebut.
- Perhatikan situasi para pendengar dan buatlah kategori penerapan sesuai dengan keadaan pendengar.
- Tetaplah focus dan batas-batas penerapan.
h. Persiapan khotbah
- Mengambil waktu untu berdoa dan merenungkan Firman Tuhan
- Buatlah seleksi hal – hal yang di tekankan dalam khotbah
- Buatlah struktur yang baik dalam khotbah sehingga dapat diterima oleh pendengar firman Tuhan.
- Membedakan hal – hal pokok dengan yang tidak pokok
- Jangan terlalu mengandalkan tafsiran orang lain ..hayatilah sendiri sehingga khotbah anda hidup dan menyentuh hati orang lain
- Ingat akan adanya penerapan yaitu tujuan sebuah khotbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar